HOT..!!!

abg

Dia mengocok dan menghisap batang kemaluanku

Ketika kugerakkan telunjukku turun melewati puting susunya, DP menggigit bibir bawahnya sendiri, matanya terbelalak sejenak untuk kemudian sayu kembali, terdengar erangan kecil keluar dari sepasang bibirnya yang merah basah.Telunjukku terus bergerak turun ke bawah, kulepas kancing terakhir bajunya yang masih terpasang, dan dengan sedikit sentakan kulepaskan ikatan kedua ujung bajunya.DP mencengkeram bahuku, kemudian kedua tangannya turun melepasi kancing bajuku satu persatu. Kedua tangannya kemudian bergerak meraba bulu-bulu yang memenuhi dadaku. DP kemudian menjatuhkan dirinya memelukku, wajahnya bersandar di dadaku dan buah dadanya yang telanjang itu menempel di bagian atas perutku, mengalirkan rasa hangat yang begitu merangsang.Kami kemudian bergerak seolah-olah sedang berdansa.Bagaikan mengulang kejadian di café, bibir DP kemudian mulai menari-nari mempermainkan bulu dadaku. Bibirnya bergerak-gerak mencari puting susuku dan setelah mendapatkannya lidahnya menjilat sesaat dan kemudian bibirnya mengulum dan menghisap puting susuku. Bulu kudukku meremang mendapat perlakuan seperti itu.Kuraih wajahnya dan kuangkat dagunya, dengan mulut setengah terbuka ia meraih kepalaku dan menariknya. Bibir kami bertautan, saling mengecup dan kemudian saling melumat dengan bernafsu. Lidahku yang bergerak menerobos mulutnya disambutnya dengan gerakan lidahnya berusaha memilin lidahku. Kuakui DP benar-benar yahud dalam soal kissing.Tangan kiriku mulai bergerak menelusuri pinggul dan pantatnya, kuremas perlahan bongkahan pantatnya, lidah DP semakin menggelinjang beradu dengan lidahku, tanganku kini naik ke pinggangnya dan terus naik ke arah buah dadanya yang mungkin berukuran 34B itu. Kuremas dengan lembut buah dadanya, DP menarik lidahnya kemudian melumat bibirku habis-habisan. Kuraba puting susunya, cukup kecil pikirku, hanya seukuran jagung. Kupilin dengan lembut putingnya yang sudah mengeras dan meruncing itu, bibirnya menjauh sesaat dari bibirku, DP merintih lembut dan kemudian kembali mendongakkan kepalanya memagut bibirku, menggigitnya perlahan. Kuteruskan pilinan jariku pada puting susunya, semakin lama gigitannya pada bibirku semakin keras, kedua jemari tangannya mulai menarik dan meremas-remas rambutku, dan kemudian perlahan turun meraba-raba wajahku dengan seksama seolah ingin menikmati setiap senti dari wajahku dan merasakan kasarnya bekas cambang dan kumisku yang sudah dua hari ini belum kucukur.DP melepaskan pagutan bibirnya, kedua matanya menatap sayu dengan bibir setengah terbuka, kuhentikan pilinan jariku pada puting susunya, kuraih kedua pinggangnya dengan erat. Kedua tangannya kemudian bergerak ke bahu dan menyelipkannya di bawah bajuku, sembari mengusap dan meremas ia melepaskan bajuku hingga jatuh tergantung di kedua tanganku, kukibaskan kedua tanganku hingga akhirnya bajuku jatuh ke lantai.Kedua tangan DP kembali bergerak turun ke arah dadaku. Dirabanya dengan lembut bulu-bulu yang memenuhi dadaku, ujung-ujung jemarinya bergerak merayap kemudian menyentuh puting susuku. Dengan lembut sekali, hampir tak menyentuh, kedua ujung jarinya mengusap-usap ujung puting susuku dengan gerakan memutar. Darahku berdesir, secara reflek otot dadaku mengeras, mengimbangi gejolak nafsu birahi yang menjalar dari sana menuju ke otakku. Kedua mata kami masih saling menatap, seolah ingin saling mengalirkan gairah birahi yang mengamuk dalam diri kami berdua.Kedua jemari tangannya kemudian bergerak mengusap ke bagian samping tubuhku, ke arah punggungku, balik kembali ke depan sambil sesekali meremas perlahan seolah menikmati bongkahan otot-otot tubuhku."Macho!", desisnya lirih sambil tersenyum dan meremas bulu-bulu dadaku dengan gemas.Kuraih kedua tangannya , sambil berpegangan kutarik dirinya menuju ke arah salah satu sun lounger yang ada di teras itu.Dengan lembut kulepaskan bajunya yang sudah terlepas semua kancingnya itu hingga jatuh ke lantai. Great !!! Kini tubuh bagian atasnya terpampang dengan jelas di depan mataku. Keremangan malam yang hanya diterangi sinar rembulan tak mampu menutupi keindahan tubuhnya. Buah dadanya yang molek menggantung padat dan kencang dengan putingnya yang sudah mengeras dan meruncing menghadap ke atas. Perfect !!!Sambil tetap berpegangan tangan aku duduk di atas sun lounger, DP masih berdiri tegak sambil tersenyum dan membusungkan dadanya seolah bangga dengan keindahan tubuhnya dan menyaksikan diriku yang terpesona dengan mulut ternganga.Kulepaskan genggaman tanganku, kuraih bongkahan pantatnya dan kutarik hingga tubuhnya mendekat, DP kemudian meletakkan kedua tangannya di atas kedua bahuku. Kedua tanganku bergerak merayap kebagian belakang pahanya, kemudian kugeser ke bagian samping, mencari belahan kain pareo yang dikenakannya itu, kuselinapkan tangan kiriku ke dalamnya, kusibakkan hingga menemukan sisi yang lain , ganti tangan kananku kini yang menyelinap dan menyibakkan bagian dalam kain pareo itu, kedua tanganku kini menyentuh kehangatan kulit di bagian belakang pahanya. Kuhela napasku yang tertahan, that's the benefit of pareo, pikirku.Perlahan kemudian kugerakkan tanganku merayap naik, sedikit demi sedikit, kudengarkan desahan lirihnya, semakin ke atas tanganku bergerak semakin keras kurasakan genggaman tangannya pada bahuku.Akhirnya kedua tanganku berhasil mencapai kedua bukit pantatnya yang menggumpal padat dan telanjang itu, kemudian kuremas-remas dengan lembut dengan gerakan memutar hingga membuat belahan pantatnya sesekali merekah.Kami masih saling bertatapan, kunikmati keindahan wajahnya, tatapan sayu matanya, bibirnya yang terkadang merekah dan terkadang mengatup digigitnya sendiri, yang kesemuanya itu memancarkan gejolak birahi yang kini semakin menggelora menguasai dirinya.Ketika jemariku menyentuh dan meraba rectumnya , DP mendongakkan kepalanya sambil merintih, ia bergerak maju dan kedua tangannya menarik kepalaku hingga menempel pada perutnya.Salah satu kakinya naik bertumpu pada sun lounger tempatku duduk dan kaki yang lain berada di antara kedua kakiku. Dengan posisi kaki seperti itu semakin membuat jemari tanganku leluasa merambah. Setiap kali jemariku menyentuh rectumnya setiap kali itu juga terdengar rintihan-rintihan lirihnya. Dengan sedikit kesulitan kujalarkan jemariku semakin menyelinap lebih ke bawah lagi ..... DP menggelinjang .... dan ketika jemariku sudah berada di bagian antara dua liang itu .... tubuhnya bergetar, otot disekitar pantat dan pangkal pahanya mengejang, jemariku tak bisa meraba lebih jauh lagi, terjepit, saat itulah kudengar kembali erangan dari mulut DP. Tubuhnya doyong ke depan, bagian perutnya terganjal oleh wajahku, beberapa saat kami terdiam dalam keadaan seperti.DP kemudian mengendorkan dekapannya, dengan agak tersengal aku menarik napas agak banyak, kudongakkan wajahku, kutatap wajahnya yang sedang tersenyum. Kupalingkan kembali wajahku ke arah perutnya, kugerakkan wajahku mendekat, kukecup pusarnya, kulumat perlahan dengan bibirku kemudian kusentuhkan ujung lidahku ke dalam liang pusarnya, DP menggelinjang sesaat, kembali ia mendesah lembut. Tubuhnya tiba-tiba bergerak turun, dan seiring dengan turunnya tubuhnya kujulurkan lidahku hingga menempel ke perutnya. Seolah ingin menikmati jilatan lidahku, DP memperlahan gerakan turun tubuhnya. Lidahku membentuk sebuah garis membasahi kulitnya mulai dari pusarnya bergerak naik ke atas perlahan-lahan seiring gerakan turun tubuhnya, ketika hampir mencapai bagian bawah dadanya kugeser lidahku ke kanan sehingga lidahku kini bergerak naik melewati buah dada kirinya. Kudengarkan napasnya semakin memburu, dan ketika lidahku hampir mencapai puting susunya kucengkeram kedua bongkahan pantatnya untuk menahan gerakan tubuhnya. Kuruncingkan ujung lidahku dan kutarik wajahku sedikit mendongak ke belakang sehingga hanya ujung lidahku yang menempel pada areola buah dadanya, selama beberapa detik kubiarkan dalam keadaan seperti ini. Kutatap wajahnya, DP nampak menggigit bibir bawahnya sambil menatapku. Kemudian dengan perlahan ..... bahkan teramat perlahan ...... mili demi milimeter ...... kugerakkan ujung lidahku naik mendekati puting susunya yang sudah keras dan meruncing itu. Semakin mendekat .... kedua bibirnya merekah ..... dan ketika ujung lidahku menyentuh bagian bawah puting susunya seketika itu juga kujentikkan puting susunya dengan ujung lidahku yang sengaja kukeraskan .... dari bibirnya yang merekah itu keluar erangan, tubuhnya menggigil, kedua tangannya mencengkeram rambutku.Sesaat kemudian ia menjatuhkan dirinya, diletakkannya kedua lututnya pada sun lounger tempat dimana aku duduk, kedua pahanya mengangkangi pinggangku dan seiring dengan itu pula secara otomatis pareo yang dikenakannya tersibak ke atas oleh kedua tanganku yang kini berada pada punggungnya sehingga bagian bawah tubuhnya kini telanjang.DP kemudian menarik kepalaku dan wajahnya turun menghampiri wajahku yang sedang mendongak ke arah wajahnya itu, sesaat kemudian ia mendaratkan ciumannya pada bibirku. Bibirnya yang mungil itu dengan penuh nafsu melumat bibirku. Adegan kissing itu berlangsung dengan sangat intens, kepala kami oleng ke kanan dan ke kiri, lidahnya menorobos masuk ke dalam mulutku dan bertaut dengan lidahku, sesaat kemudian keluar dan kembali bibirnya melumat bibirku, sesaat kemudian masuk lagi dan bergerak dengan liar menjelajahi seluruh rongga mulutku, bagaikan seekor ular menyentak-nyentak bagian bawah lidahku. Luar biasa ! Belum pernah seumur hidupku ada seorang cewek yang menciumku dengan cara seperti itu. Begitu penuh nafsu, ganas dan liar. Sebagaimana diriku, nampaknya ia sudah benar-benar terbakar oleh api birahi yang menggelegak di dalam diri kami berdua. Kurasakan ada rasa ngilu pada bagian bawah tubuhku yang sudah sekian lama menegang pada kondisi maksimumnya. Sambil tetap berciuman, dengan satu tangan kubuka ikat pinggangku, kemudian kancing celanaku dan seiring dengan itu kuturunkan resleting celanaku. Terasa agak lega kini.Dan seakan mengerti ia melepaskan ciuman kami, tubuhnya bergerak sedikit naik ke atas untuk memberikan keleluasaan kedua tanganku melepaskan celanaku.Kemudian sambil kudekap kurebahkan dirinya di atas sun lounger, kurobah posisi sandarannya hingga rata. Tubuhku kemudian bergerak menindihnya, kedua tangannya bergerak melingkari leherku, kembali kami berdua berciuman saling melumat bibir. Kuciumi dagunya, kugigit perlahan, tangan kananku bergerak meremas dengan lembut buah dadanya, bibirku kemudian bergerak menelusuri pipinya ke arah telinganya, kulumat dengan lembut cuping telinganya kemudian kujilat belakang telinganya. DP merintih lirih, kedua tangannya meremas-remas punggungku. Bibirku kemudian bergerak turun menelusuri batang lehernya yang putih mulus itu, dan terus turun ....turun....mencapai puting susunya, dengan hati-hati bibirku melumatnya selembut mungkin, karena aku tahu pada bagian inilah seorang wanita merasakan kenikmatan yang terkadang bisa berobah menjadi perasaan yang menggangu apabila tidak tepat memperlakukannya.Rintihan yang keluar dari mulutnya semakin mengeras, bibirku kembali bergerak turun, kini menelusuri perutnya, menjilat pusarnya. Kemudian dengan seksama kubuka ikatan pareo yang dikenakannya. Kutatap wajahnya, matanya terpejam dengan kepala sedikit mendongak ke samping, kedua tangannya mencengkeram bagian samping sun lounger.Kusibakkan pareo itu hingga terpampang dengan jelas di dapan mataku keindahan tubuh bagian bawahnya yang telanjang itu. Kuperhatikan dengan seksama, pada bagian atasnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang lebat namun rapi, kemudian sedikit ke bawah terlihat garis belahan lubang kenikmatannya yang mengatup rapat. Pahanya begitu putih dan mulus, kedua betisnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Boy so perfect body !!!Kemudian kulepaskan celana dalamku, sesuatu yang sudah menegang dari tadi dan menuntut sebuah pelepasan, kini dengan pongahnya berdiri mendongak ke atas terbebaskan dari sarangnya.Kududukkan diriku di antara kedua kakinya yang kutumpangkan di atas kedua pahaku. Kuangkat kaki kirinya, DP membuka matanya menatapku, sambil menatapnya kucium betisnya dan bergerak perlahan menelusuri ke atas, dan semakin ke atas .... hingga di bagian dalam pahanya, terdengar erangan dari mulutnya, kurasakan betapa otot pahanya meregang ...... kugeser tubuhku sedemikian hingga aku bisa menempatkan wajahku tepat di depan lubang kenikmatan miliknya . Kuperhatikan ada noda basah pada kain pareo yang kini menjadi alas bagian bawah tubuhnya. Wajahku bergerak maju mendekat ..... tercium bau khas kewanitaan .... ketika bibirku hampir sesenti jaraknya kujulurkan lidahku menjilat belahannya, tiba-tiba kedua pahanya bergerak menjepit kepalaku, kudengar pekikan lirih. Oh boy, what a hot girl she is, pikirku. Kujulurkan lagi lidahku menyentuhnya, kemudian kugerakkan ujung lidahku hingga menyentuh tonjolan kecil di dalamnya, tubuhnya tersentak dengan mengeluarkan jeritan kecil dan kedua pahanya menjepit kepalaku, punggungnya bergerak ke atas, tangannya meraih dan mencengkeram rambutku. Dadaku berdegup keras, something different, pikirku, tak ada yang sensitif ini kecuali ...... Hah !!! Benarkah ? Is it her first time ? Tak mungkin, jika melihat caranya bercumbu yang begitu mempesona.Sambil duduk dengan kaki mengangkang tangannya menarik wajahku mendekat untuk berciuman. Kudorong perlahan tubuhnya hingga rebah kembali, beberapa saat kemudian kulepaskan ciuman pada bibirnya, kutatap wajahnya dengan seksama, butir-butir keringat mulai membasahi wajahnya, warna putih mulus wajahnya sudah bersemu merah muda, matanya yang sayu menatapku, memancarkan sinar yang khas dari seorang wanita yang sudah di ambang penyerahan diri ke dalam gelombang samudera birahi. Berbagai pertanyaan bergolak dalam hatiku, terus terang dengan beberapa alasan pribadi aku agak anti untuk making-love dengan seorang cewek yang masih virgin. Rasio dan nafsu dalam kepalaku seakan berlomba untuk saling mengalahkan, akhirnya kuambil suatu keputusan yang sebetulnya belum pernah kulakukan di dalam keadaan menghadapi seorang cewek yang sudah mabuk kepayang seperti ini, yaitu bertanya. Aku lebih suka menggunakan bahasa tubuh yang dapat memuat berbagai makna ketimbang secara verbal."Sorry ya, kamu masih .... ", belum tuntas aku bertanya, ia menempelkan jarinya ke bibirku."Don't worry about that, it's my second time, sudah setahun yang lalu ...", ia kemudian menarik wajahku dan mencium lembut bibirku, kemudian sambil mengecup dan mendesah di telingaku ia berbisik, "Jangan ragu ... I like the way you treat me .... that's too hot for me... I want you ... give me the best ..."Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya hingga di sisi pinggangku, kedua tangannya memeluk pinggangku. Ia tidak memintaku untuk mengenakan pengaman. Hmm, skin to skin ! Here we go, pikirku. Kuposisikan diriku bertumpu pada siku, dan sesaat kemudian tanganku bergerak membimbing batang kemaluanku .... perlahan kudorong hingga bagian kepalanya menyentuh kemaluannya .... kutatap wajahnya, sedang menggigit bibir. Kugoyangkan sedikit menyibak belahan kemaluannya ... ia menahan napas. Ujung kepala kemaluanku kini kurasa sudah berada di tempat yang tepat, kulepaskan genggaman tanganku ... kudorong perlahan ... tertahan .... kudorong lagi, lebih bertenaga .... masih saja tertahan. Shit ! Gerutuku dalam hati.Seakan mengerti, DP menjulurkan tangannya menyelinap di antara tubuh kami, kuangkat sedikit tubuhku hingga ujung batang kemaluanku menjauh dari kemaluannya, jemari tangannya menjalar di perutku dan semakin ke bawah.Sesaat kemudian jemarinya menyentuh ujung kemaluanku, mengelusnya sesaat .... kemudian bergerak lebih jauh berusaha menggenggam di bagian lehernya. Kedua matanya tiba-tiba terbelalak ketika berhasil menggenggamnya."What's wrong ?", tanyaku sambil tersenyum."Mewah !!! ", sahutnya pendek tersenyum penuh arti.Mewah ? What's that fucking strange idiom, pikirku heran.Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya lebih tinggi lagi, tangannya yang menggenggam batang kemaluanku mulai menarik untuk mendekat, kubantu dengan perlahan menurunkan pantatku.Ketika ujung kepala kemaluanku sudah menempel pada belahan kemaluannya, ia menahan napas .... tangannya menarik kemaluanku untuk lebih menekan lagi .... perlahan ia menggoyang-goyangkan batang kemaluanku, berusaha menyibak belahan kemaluannya .... setiap kali ia menggerakkan tangannya setiap kali itu pula ia menggelinjang dan terdengar desisan keluar dari mulutnya.Gerakan tangannya kemudian terhenti, DP melepaskan genggamannya, kepalanya terangkat, kedua tangannya memegang kedua pipiku, ia kemudian mengecup bibirku sesaat dan merebahkan kepalanya kembali.Kurasakan rasa hangat yang mengalir pada kepala batang kemaluanku yang sudah menancap tepat pada pintu gua kenikmatan miliknya itu.Kutekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluanku mulai terbenam .... ia menahan napas .... kutekan lebih dalam lagi .... separuh dari bagian kepala kemaluanku melesak masuk .... aku menahan napas ..... dengan lebih bertenaga kudesak kemaluanku untuk masuk lebih dalam lagi. Achhh ! Terdengar rintihannya ketika seluruh kepala kemaluanku sudah terbenam kedalam liang hangat miliknya.Kuhela perlahan napasku, begitu ketatnya kurasakan ujung kemaluanku terjepit di dalam kemaluannya. Jangan-jangan ia berbohong kalau ini bukan yang pertama kali baginya, begitu pikirku.Kukecup bibirnya, ia membalas dengan melumat sesaat, wajahnya semakin berkeringat. Beberapa saat kami terdiam dalam keadaan itu .... menikmati bagian awal dari gelombang lautan kenikmatan yang sedang menanti. Kemudian kurasakan tangannya meremas punggungku, bergerak turun ke bawah hingga berada pada bongkahan pantatku dan menekannya perlahan. Kutahu maksudnya, kutekan perlahan kemaluanku .... ahhh ... kembali ia mendesah .... perlahan .... teramat perlahan namun tanpa menghentikannya .... kudesakkan kemaluanku untuk terus maju .... senti demi senti batang kemaluanku menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluannya yang sudah basah kuyup itu .... teramat perlahan ... nyaris dalam waktu 20 detik hingga akhirnya tak dapat maju lagi, hampir seluruh batang kemaluanku terbenam sudah, mungkin hanya tersisa setengah senti berada di luarnya. Kurasakan betapa ketatnya lubang kemaluannya mencengkeram batang kemaluanku disertai rasa hangat yang mengalir.DP merintih .... kurasakan batang kemaluanku berdenyut-denyut. Kudengarkan ia merintih lagi, batang kemaluanku semakin bergetar-getar, ia pun semakin merintih. Oh shit ! Don't so fucking fast, rutukku dalam hati. Kuhela napasku, kukerahkan segala kemampuanku berusaha mengendorkan gempuran yang mendesak-desak dari dasar kemaluanku. Aljabar, rumus antrian, teori ekonomi makro, Shakespear, not balok partiture, Dave Grusin, semuanya kupaksa masuk ke dalam otakku untuk meredam dan mengontrol kembali aliran kenikmatan yang hampir menjajah seluruh syaraf-syaraf dalam tubuhku. Akhirnya gelombang ganas itu berhasil kujinakkan, kuatur napasku perlahan-lahan.Kutarik dengan perlahan batang kemaluanku hingga tinggal bagian kepalanya yang masih tertinggal .... kutekan masuk kembali hingga terbenam keseluruhannya .... kutarik kembali .... kubenamkan lagi ... demikian seterusnya secara perlahan-lahan.Dari ekspresi yang terpancar di wajahnya, sebagaimana diriku, kulihat ia betul-betul menikmati setiap senti dari batang kemaluanku yang keluar masuk menelusuri liang kemaluannya secara perlahan-lahan. Kupertahankan kayuhan batang kemaluanku dalam ritme yang sama, perlahan-lahan. Rintihan lirih dari mulutnya semakin mengalir tanpa henti mengikuti gerak maju mundur batang kemaluanku. Kedua tangannya menjelajah naik turun dari pantat ke punggungku.Keringat mulai mengucur membasahi tubuh kami, wajahnya semakin memerah, kedua matanya setengah terpejam, bibirnya sebentar merekah ... sebentar kemudian mengatup dan menggigit bibir ... merintih .... mendesah ... Luar biasa ! Betapa indahnya pemandangan dari wajah seorang wanita yang sedang berpacu menuju ke puncak kenikmatan. Keindahan itu benar memabukkan dan menguras seluruh konsentrasiku hingga terseret dalam arus kenikmatan yang diberikannya kepada diriku. Boy so fucking great sex!Dengan tanpa menghentikan kayuhan batang kemaluanku, kuatur kembali napasku untuk meredam tanda-tanda dari bagian bawah kemaluanku yang sudah tidak asing lagi bagiku.Kutarik batang kemaluanku hingga hampir terlepas, mungkin hanya tinggal setengah dari bagian kepalanya yang masih terbenam. Kutekan masuk lagi, kuhentikan hingga hanya bagian kepalanya yang masuk. Kutarik kembali seperti semula .... kutekan lagi ...perlahan .... hanya bagian kepala dari batang kemaluanku yang keluar masuk .... kupercepat sedikit ... lebih cepat lagi ... hingga menimbulkan suara kecipak yang bersaing dengan pekikan-pekikan lirih DP. Begitu nikmatnya kurasakan kepala batang kemaluanku serasa diremas-remas oleh otot paling luar dari lubang kemaluannya.Kedua tangannya meremas-remas rambutku, bahuku, menyelinap ke bawah dan kemudian mencengkeram otot dadaku. Tubuhnya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, ke kiri, memutar, tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah ingin kembali membenamkan seluruh batang kemaluanku .... kuimbangi dengan lebih menaikkan bagian bawah tubuhku .... kupertahankan kecepatan ritme keluar masuknya kepala batang kemaluanku .... suara kecipak akibat gesekan kemaluan kami berdua semakin terdengar .... pinggulnya semakin meninggi, pada saat itulah kuselipkan tangan kiriku ke bawah pantatnya, bersamaan itu pula DP mengangkat dan melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku. Kuhujamkan batang kemaluanku masuk hingga terhenti dan terbenam seluruhnya, DP memekik lirih .... kutekan lebih kuat lagi dan kutarik ke atas pantatnya, hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh cervix-nya.Kubenamkan wajahku pada lehernya, DP memeluk dengan erat pada leherku, beberapa saat kami terdiam dalam keadaa seperti itu.Kemudian dengan tehnik Kiegel yang kukuasai kubuat batang kemaluanku berkontraksi .... ujung kemaluanku menggesek-gesek cervix-nya ... tubuhnya menggelinjang .... dari mulutnya terdengar erangan .... tak lama kemudian kurasakan dinding-dinding liang kemaluannya berkontraksi, sebuah tanda yang amat kukenal. Kuangkat kepalaku agar bisa menatap wajahnya. Wajahnya mendongak ke atas, kedua bola matanya sudah terbalik ke atas, mulutnya setengah terbuka memperlihatkan ujung lidahnya yang bergerak-gerak perlahan, kulit wajahnya yang putih itu sudah berubah merah padam. Seperti yang sudah kuduga, ia sudah berada di depan pintu yang akan segera terbuka mengalirkan gelombang orgasme yang dinanti-nantinya.Kugerakkan perlahan batang kemaluanku untuk mundur, secara reflek DP menjulurkan tangan kanannya mencengkeram pada bagian belakang pahaku mencoba untuk menahan gerakanku.Kuteruskan gerakan batang kemaluanku hingga tinggal bagian kepalanya yang terbenam .... perlahan kudorong kembali .... kutarik kembali ... kudorong lagi .... keluar masuk perlahan-lahan ... kukerahkan tenagaku untuk menahan cengkeraman tangannya yang semakin terasa menahan pahaku .... kontraksi otot liang kemaluannya semakin intens .... terdengar jeritan keras keluar dari mulutnya yang terbuka disertai kontraksi yang sangat hebat dari otot liang kemaluannya .... kepalanya terangkat ke atas .... kuteruskan gerakan keluar masuk batang kemaluanku secara perlahan-lahan .... kembali ia menjerit .... kembali kurasakan sederetan kontraksi otot kemaluannya .... kepalanya semakin terangkat ke atas, pungungnya melengkung ke depan, kulepaskan topangan pada sikuku, keselipkan tanganku ke bawah punggungnya dan menopang kepalanya .... kugerakan terus batang kemaluanku secara perlahan-lahan ... kuulur-ulur dan kujaga gelombang kenikmatan yang sedang melanda dirinya selama mungkin .... dinding kemaluannya terus menerus berkontraksi .... jeritan dan rintihan silih berganti terdengar dari mulutnya .... seluruh bagian kemaluanku serasa diremas-remas dan dikocok-kocok perlahan-lahan .... aduh nikmatnya .... bobol sudah pertahananku, seluruh otot ditubuhku meregang .... kuhujamkan dan kubenamkan seluruh batang kemaluanku sedalam-dalamnya .... kurengkuh bongkahan pantat dan punggungnya .... DP menyambut dengan menarik punggung dan leherku sekuat-kuatnya dengan kedua tangannya ... tubuh kami yang sudah basah kuyup dengan peluh kini lengket dan menyatu .... batang kemaluanku bergetar dan berdenyut-denyut disambut dengan kontraksi otot kemaluannya .... jeritan-jeritan kenikmatannya semakin menjadi-jadi .... dinding kemaluannya terus menerus mengocok dan menghisap batang kemaluanku .... sesuatu bergerak mendesak dari dasar kemaluanku .... bergerak naik ke atas melewati batang kemaluanku .... dan akhirnya batang kemaluanku bergetar sejadi-jadinya .... DP menjerit-jerit histeris .... dan .... bagaikan air bah lahar kenikmatan menggelegak dari kawahnya .... menyembur-nyembur .... DP menggigit bahuku sekuat-kuatnya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar