HOT..!!!

abg

Spermaku menyemprot deras di liang senggamanya

Kami sudah sampai di hotel. Ya, kami memang akan merayakan ulang tahunnya di kamar hotel. Sesuatu yang sangat menegangkan bagiku. Kami masuk ke kamar yang telah kami book sejak bulan lalu. Kamar itu lumayan besar, satu buah tempat tidur ukuran besar, tapi tidak sebesar king size. Kamar mandi dengan bath-tub dan pancuran tepat di sebelah kanan setelah pintu masuk. Sebuah televisi 21" dan sebuah mini bar terletak di kaki tempat tidur merapat ke dinding. Di kiri-kanan kepala tempat tidur terdapat lampu meja dan lemari kecil, yang setelah saya cek ternyata berisi kondom!. Kamar hotel kami menghadap ke Timur dengan teras di luar. Terletak di lantai 10 menyajikan pemandangan yang indah dengan udara yang cukup bersih.Begitu masuk Priscill langsung mencoba tempat tidurnya, "Empuk oii... Hahaha...." Dia tertawa renyah sementara saya pergi buang air kecil. "Tok...tok... Lou...gantian dong..kan Priscill mau pipis juga..." Terdengar suaranya samar-samar dari luar. Buru-buru aku menyelesaikan pipis ku dan membukakan pintu. Di sana dia berdiri, sepatunya telah dilepas, rambutnya diikat dengan model kesukaanku. Dia jinjit dan menciumku cepat sekali. Aku memeluknya dan membalas perlakuannya dengan lebih lembut, mencoba memperlambat tempo. Sambil masih kukulum, aku membelai punggungnya naik-turun dengan tangan kananku sementara tangan kiriku bergerak untuk mengelus pantatnya. Aku menuntunnya ke wastafel. Aku sudah tidak perduli apakah wastafel itu kuat menahan tubuh kekasihku ini. Kududukkan dia di atasnya lalu kulepas rompi kulitnya. Terlihatlah perutnya yang rata dan seksi. Aku menggerakkan wajahku ke perutnya dan mulai menjilatnya dengan gerakan melingkar. Dia mengejang. Jemari kakinya diusapkan ke pinggangku memberikan sensasi yang membuatku bergetar pelan. Dia mengusap-usap rambutku sambil sesekali mendorong perutnya menghampiri mulutku. Tiba-tiba dia menjauhkan diriku dengan sangat pelan sehingga aku terlambat menyadarinya untuk menahan gerakannya. Dia bangun berdiri dan memintaku ke luar karena dia sangat kepingin pipis sekarang. Aku meminta dengan sangat agar aku bisa tinggal untuk melihatnya pipis. Dia mencubit pinggangku sambil sekali lagi memintaku pergi ke luar menunggunya di tempat tidur. Aku menurutinya, sambil tersenyum dia menutup pintu kamar mandi.Satu hal yang aku sukai tentang Priscill, dia gemar memberikan kejutan kepadaku, kejutan yang aku suka. Aku membaringkan diri di atas tempat tidur dan mulai membayangkan tubuhnya yang indah. Namun dia lama sekali, aku mulai tidak sabar. Sayup-sayup kudengar bunyi terompet bertalu-talu dijalanan. Wah, apa sudah mau lewat tengah malam?Aku berdiri, tepat pada saat itu Priscill ke luar. Darahku mendesir melihatnya hanya memakai bra dan celana dalam berwarna hitam. Dia mematikan semua lampu kecuali lampu kamar mandi dan mulai melakukan gerakan-gerakan strip di depanku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi aku bisa melihat dengan jelas lekuk tubuhnya secara silhouette. Indah sekali, gerakannya begitu gemulai. Dia memegang lehernya sendiri dan pelan-pelan menggerakkan tangannya ke atas, mengangkat rambutnya sementara tubuhnya terus bergerak dengan luwes. Sebentar dia jongkok dan berdiri dengan memutar. Pemandangan itu tidak terlupakan. Lalu dia melepas branya, masih dalam silhouette aku melihat dia dengan gerakan sangat pelan melepas branya dan melemparkannya ke mukaku. Aku tidak bisa tersenyum, aku menelan ludah dan kembali memandangnya. Kali ini dia menghadap ke samping, memberikan penglihatan terhadap puting susunya. Dalam silhouette aku menyadari betapa indahnya payudara Priscill. Dia sekarang bergerak turun naik-tutun naik. Dengan suatu gerakan lembut dia melepas celana dalamnya sampai hampir lepas dan lalu menjentikkan jarinya memintaku untuk menghampirinya. Kembali aku menelan ludah. Aku bergerak menghampirinya, dia membentangkan tangannya ke kisi-kisi pintu sehingga aku bebas memandang tubuhnya yang sudah hampir tanpa benang. Dia masih terus menggerakkan tubuhnya, sementara dia memintaku untuk 'mendapat kehormatan' untuk melepaskan celana dalamnya. Aku memeluknya dan melepaskan celana dalam Priscill dari belakang. Saat celananya sudah hampir mencapai paha, dia menggerakkan tangannya melepaskan kemejaku. Satu per satu kancing kemejaku dilepasnya. Tangan kanannya melepaskan kancing sementara tangan kirinya mengusap-usap dadaku yang sudah terbuka.Aku juga tak mau kalah. Aku mulai mengusap-usap kemaluannya, dia menggigil namun tidak berhenti melepaskan tangannya dari badanku. Kemejaku tekah terlepas seluruhnya. Dengan gerakan terburu-buru aku melepas kemejaku dan melemparkannya ke tanah. Aku mulai melepaskan celana panjangku, namun ditahannya. Dia lalu melepaskannya sendiri dengan giginya. Sensasi yang diberikan sewaktu gigi dan bibirnya menyentuh bagian bawah perutku sungguh luar biasa. Dia sedang membuka ristluitingku, masih dengan giginya. Celana panjangku lalu ditarik kebawah dengan kedua tangannya. Dai mulai mempermainkan penisku yang sudah mengeras. Dia mengelusnya dengan sangat lembut, aku sudah menggigil tidak karuan. Lalu dia membuka celana dalamku dengan mulutnya dibantu tangannya. Mulutnya membuka bagian depan sedangkan tangannya menurunkannya ke bawah. Batang kemaluanku pasti sudah didepan hidungnya sekarang. Dan benar saja, aku mengejang hebat saat hidungnya menyentuh ujung kemaluanku. Dia menciuminya dengan hidungnya dari ujung sampai ke pangkal paha. Dia masih belum mau memakai lidahnya."Cill,...ah...hh...dijilat dong Cill...hhh...."Dia lalu mulai menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kantung pelirku. Aku tersentak oleh rangsangan yang diberikan. Aku hanya bisa mengusap-usap wajahnya karena dia jongkok di selangkanganku. Dia mulai mengulum kantung pelirku. Kehangatan dan kenikmatan yang diberikan membuat mataku terpejam. Aku mengosongkan pikiranku, menikmati perlakuan Priscill. Dia mulai menaikkan lidahnya makin ke atas...sampai akhirnya menyentuh ujung penisku. Aku terbelalak, kutarik rambutnya secara reflek namun langsung kubenamkan lagi kepalanya ke dalam selangkanganku. "Erghhh...hhh...ugh...ahhh..."Dia mulai melakukan oral sex yang sebenarnya terhadapku. Mula-mula pelan, makin lama makin cepat. Pinggulku mulai mengikuti irama permainannya."Oh..hhh...ahh...Cill...percepat Cill...ahhh.....lagi..""Sabar honey...hhh...eh....ah..." Rupanya nafasnya juga memburu. Pergerakan yang kurang stabil membuatku berpindah tempat sedikit. Aku menginjak cairan lengket di lantai kamar mandi. Dugaanku itu adalah cairannya yang menetes sebab cairanku sendiri belum keluar. Tanganku memegang daun pintu sementara dia masih jongkok, mengisap maju-mundur kemaluanku dan mengelus sekujur tubuhku dengan tangannya. Aku merasa akan keluar maka aku berteriak tertahan, "Cill, aku hampir keluar....aku hampir klimaks...ahh...uh...hhhh....ahhh...ergh..."Secara gradual dia menambah kecepatannya..."Cill, dikit lagi...ahhh....hhh..." Sekarang dia mencapai kecepatan maksimum dari isapannya. Kulihat peluh di pipinya, dia nampak sporty dan aku makin terangsang."Arghh....ahh...oh...ah...ahhhh....ahhh...." Setiap kali air maniku keluar aku berteriak... Dia tersenyum bangga dan mulai menjilati tubuhku. Dia menelan habis air mani yang tersembur ke dalam mulutnya dan mulai menjilati sisa-sisanya dari sekujur tubuhku sementara aku bersandar lemas di pintu kamar mandi. Jilatannya kembali membuat penisku mengeras. "Kali ini giliran kamu yaa... Yuk!" Aku mengajaknya ke tempat tidur. Masih lemas kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sementara aku berdiri di kaki tempat tidur. Aku mengangkat kaki kanannya sehingga tepat di depan mulutku. Dia menatapku bingung. Aku jilati jari kakinya satu per satu dan mulai menghisapnya. Dia menggeliat kegelian. "Lou...ah...Lou...hhhh..."Selesai dengan kaki kanannya giliran kaki kirinya kuperlakukan sama. Lidahku lalu mulai naik menjilati betisnya kiri-kanan bergantian. Kedua kakinya aku letakkan di atas pundakku untuk mempermudah gerakan lidahku. "Ah....hhehhhh..."Kuisap lembut setiap inchi dari kakinya sampai akhirnya aku mencapai selankangannya. Tangannya mencoba mendesak kepalaku agar melakukan oral sex kepadanya, tetapi aku menolak, "Eits...sabar dong... foreplaynya belum selesai..." Dia tersenyum sambil masih terus mengerang, "ehh....hehe...ahhh..."Aku naik ke tempat tidur dan berlutut dengan lututku dikiri-kanan pinggangnya. Aku mulai mencium bibirnya. Kami melakukan french kiss hampir 5 menit, lalu aku mulai menjilati pipinya, turun ke leher sementara tanganku asik memainkan puting susunya. Matanya terpejam dengan mulut terbuka, "AHH.....ahhh....Lou, masukkan Lou...ahhh...Aku sudah tidak...ahhh...tahannn..."Aku cium mulutnya dan tanganku mulai membuat lingkaran di kedua payudaranya. Bermula dari pangkal naik-naik sampai mencapai putingnya. Lalu aku hisap puting susunya dengan lembut. Dia menjerit, "OHHH.... ahhhh....."Aku menjepit putingnya dengan bibirku dan mulai memijatnya dengan lembut. Dia bergerak menekan bibirku dengan payudaranya. Ku perkuat jepitan di putingnya, dia menjerit lagi, "Ahhh....hhooohhhhh...""Enak Cill?" Tanyaku"Enaaaahhhhhkkk.....hhh..hhh..." Peluh sudah membanjiri tubuh kami. Rambutnya yang tadi terikat sudah berantakan.Aku pindah memijat puting yang satu lagi dengan bibirku. Dia mulai mengusap-usap vaginanya sendiri namun aku menarik tangannya dan membentangkannya sehingga dia tisak bisa mengusap kemaluannya. "Lou...masukin dongg...ahhh..h....hh...kamu jahat ahh....ahhh..."Karena tidak tega aku lalu kembali berlutut di kaki tempat tidur. Kakinya tergantung di kaki tempat tidur. Kubentangkan kedua kakinya sehingga terlihatlah kemaluannya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus kecoklatan. Aku mulai memainkan jariku di sana. Ku lihat sebuah tonjolan lalu secara iseng aku memainkan jariku di sana. Dia tiba-tiba mengangkat pinggulnya tinggi ke atas sehingga aku terkejut bukan main."Cill...kamu...gak..apa-apa? Cill?" Pertanyaanku disambut sebuah jeritan panjang, "Ahhh...Oh....hhh....hh...Ahhh...Lou...Ahhhhhhhh..........." Bisa kurasakan cairan kemaluannya membasahi bibirku. Bau khasnya membuatku adrenalinku mengalir makin cepat. Aku mulai menghisap kemaluannya. Ku jilati tonjolan itu, dan setiap kali itu terjadi Priscill melenguh panjang. Kumasukkan lidahku ke dalam sela-sela bibir kemaluannya dan mulai menjilatinya naik-turun. Dia terengah-engah... Demikian pula aku. Dia mengerang panjang, "Hhhhh....ahhhh...eggghhhhhhh........Masukkin Louu...!" Dia tampaknya sudah benar-benar capai akan permainan ini dan menginginkannya cepat berakhir, maka aku mulai menuntun kemaluanku ke bibir kemaluannya.Aku menggerakkan kemaluanku naik-turun. Dia mendesah. Aku naik ke atas tempat tidur dan berbaring terlentang. Ku minta dia naik ke atas ku. Lalu kuminta dia memasukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Dia sudah tidak sabar. Sambil terengah-engah dipegangnya penisku dan dituntunnya ke pintu vaginanya. Aku mendesah, "ahh...Cill....ahhh...." Mataku terpejam saat dia memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Kuminta dia untuk mengendalikan permainan agar dia dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Dia memasukkannya dengan sangat pelan, tapi konstan. Saat masuk seperempatnya dia berhenti dan minta dicium. Aku mengankat kepalaku sedikit dan dia menghampiri bibirku. Bibir kami bertemu dan berpagutan sementara itu dia kembali menekan tubuhnya sehingga penisku masuk makin dalam. Suara cairan yang muncrat keluar ketika terdesak oleh penisku terdengar pelan memecah keheningan malam. "Ahh... Enak sekali Cill....ughh..."Penisku sudah hampir masuk seluruhnya namun Priscill tiba-tiba berhenti, tampaknya dia menahan sakit."Pelan-pelan aja Cill...." Dia mengangguk dan tersenyum. Kuusap-usap punggungnya sambil sesekali kuremas lembut payudaranya. Dia mendesah dan mulai menekankan tubuhnya makin ke bawah. Penisku sudah masuk semua sekarang dan dia mulai bergerak berirama naik-turun. "Oh...enakk...ahhhhh...Cilll....ahhhh....i love you darling...ahhh...""ahh...i love you..ahh...too...ohhhhh......"Kami mulai bergerak semakin cepat namun tetap mempertahankan irama. Semakin cepat gerakan kami semakin intens pula aku memainkan payudaranya. Dia berteriak-teriak kesetanan, "Arghhh....ahhh.....oooohhhhhhhhh......erghhhh....."Aku sudah bermandikan peluh begitupun dia. Gerakannya semakin cepat...naik...turun...naik..turun..naik..turun..naik.turun..naikturun naikturunnaikturun.."ARGHHH ....AHHH.......Oh........hhhhhh....." Tiba-tiba dia berteriak kencang sekali. Penisku terasa hangat terkena cairan yang menyemprot deras di dalam vaginanya. Tubuhnya berkontraksi hebat, pinggulnya membanting ke atas dan ke bawah sementara jari tangannya menancap keras di bahuku. Penisku terasa seperti dipijat-pijat oleh gumpalan handuk lembab...rasanya enak sekali."Ahhh...ohhh....aku sudah hampir klimaks lagi Cill.....ahhhh....""Keluarin...hhhh....hh...di..heehhhh...dalem aja......hahhhh...""Iya...hhhh....." Bersamaan dengan itu tubuhku mengejang keras. Spermaku menyemprot deras dan banyak sekali. Tiba-tiba kurasakan tubuh Priscill kembali mengejang disertai teriakan keras, "Ahhh.....aku klimaks ke dua kalinya Lou...ahhhhhh....ohh....man! that's ahhh...greattt...." Dipijat-pijat oleh dinding vaginanya membuat air maniku menyemprot semakin banyak. Tubuh kami mengejang cukup lama sampai akhirnya kami terbaring kecapaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar