HOT..!!!

abg

sedotan dan jilatan panas lidah abg di kemaluanku ahhh..

Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan. "Belanja Apa de,cckog serius banget,c." Tanyanya dengan senyum manis. " Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kog,cc" akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan,c. Aku kembali melirik kearah dadanya,.. alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya. Fifi memakai baju ketat dengan rok mini warna merah darah sehingga sangat kontras sekali dengan kulitnya yang putih mulus. Aku jadi panas dingin melihat gayanya yang centil itu."Eh,c De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya," pintanya sambil melirikku penuh arti."Ngomong apaan sih,c serius banget fi,c.apa perlu .," tanyaku penuh selidik."Iya perlu sekali,cc Tunggu aku sebentar ya,ccc kamu naik apa,c," tanyanya
lagi."Ada kendaraan kog aku,c..," timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai fifi tak antar lagi ketempat ini. Dalam perjalanan aku tidak bisa tenang karena fifi sambil bicara sesekali merubah posisi duduknya dengan menyilangkan kaki berganti ganti sehingga nampak roknya semakin jauh saja dari lutunya dan fifi tidak berusaha memperbailinya. Mataku yang nakal cukup jeli juga menangkap keadaan ini. Fifi hanya tersenyum saat mataku naik kearah dadanya. Kuperhatikan pula kancing dada fifi terbuka satu sehingga belahan dadanya yang putih sedikit nampak."Masalah apa Fi kamu kog serius banget sih,c.." tanyaku lagi."Tenang De,c.. ikuti arahku ya,c.. santai saja lah,cc," pintanya. Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu lagi fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai istirahat oleh keluarga besarnya dari luar kota."Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih," tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan fifi mempersilahkan duduk. Fifi duduk depanku dengan santai dan mataku sempat mencuri pandang kearah selangkanganya,c duh gila nih anak pamer aja ya,.. pikriku tak karuan. selangkangan fifi nampak jelas dan samar-samar kulihat warna cream menutup pangkal pahanya,.. mengkal dan gemol."Ok Do langsung aja ya,cc. Kamu pernah merasakan bersama diana ya,c ,"tanyanya. c... Deg dadaku berguncang mendengar perkataan fifi yang ceplas ceplos itu aku menagkis dengan menyatakan "c..Merasakan apaan sih Fi,",c.. tanyaku pura-pura bodoh. "Alah do jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama diana, dia merasa puas sekali dengan punyamu,c. Hayooooo masih mungkir desaknya sambil senyum dan mendekatiku manja,c Aku nggak bisa bercakap lagi dan kurasakan ada rona merah diwajahku,c. "Gila nih Diana nggak tahunya cerita juga sama temanya kalau habis main sama aku" pikirku. Tak lama kemudian fifi sudah mendekatiku sambil berbisik "De,c. Aku mau juga kamu perlakukan seperti Diana DE,cc bahkan lebih". Aku terkejut mendengar pengakuannya dan dengan agresif fifi memulai mempermainkan kancing kemejaku dan mulutnya menyergapku tanpa ampun. Kurasakan lidahku panas saat bibir kami berpagut erat. Kesempatan ini tak kusiakan tanganku lansung meraba buah dada yang ranum dan tersembul mulai tadi. Fifi terkejut dan menggelinjang tetapi mulutnya terus menghisap mulutku dengan rakus. Fifi orang yang tidak sabar dengan sigap ditariknya sabuk celanaku dan sreeet kudengar suara retsletingku turun,cc. "Auuuuuuuu,c.. " kudengar pekikan kecil mulut fifi saat tangannya yang putih menyentuk kepala kemaluanku yang menyembul keluar dari kolor CD ku. Fifi menoleh kearahku sambil matanya berbinar dan,c. Auhhhhmmmmm,c. Kuperhatikan fifi menunduk dan memasukkan penisku dalam mulutnya, aku hanya bisa mengerang dan melenguh. Semakin keras lenguhanku semakin kuat pula fifi menghisap dan menyedot batang kemaluanku. Aku tak tinggal diam, aku duduk dan mulai menggerayangi baju fifi. Kutarik keras baju itu sampai kancingnya terlepas kini fifi tinggal memakai BH dan Rok saja. Mulut fifi masih terus mngucek penisku dengan ganas,c.. dan,cc Fifi mengangkat rok merahnya CD nya ditarik kebawah,c. Aku tertegun melihat tingkahnya dia dengan tergesa memegang ujung penisku dan diarahkan pada lubang memeknya.,cc Blesssssss,c "auuuuuhhhhhh,c." Sreeeettttt,c. Srrrreeeeeet perlahan lahan kurasakan penisku memasuki memek yang sudak becek dan lembek,c.. fifi mendesisi saat menisku menjarah perlahan lubang memeknya yang sempit. Sambil mendudukiku dia mulai menggerak-gerakkan pantatnya yang besar. Aku memegang pinggulnya sambil terus ikut berputar. Kuperhatikan susu fifi bergoyang naik turun seirama dengan pantat serta memeknya yang kelihatan penuh saat penisku membungkam memeknya.Azzzzzz,cc UUUuuuuuhhhhh,c.. Kuperhatikan lenguhnya semakin menjadi,c. Rambut fifi terurai tak karuan menutupi sebagian wajahnya yang berkeringat. Aku tak perduli, kutarik nafas panjang untuk menjaga agar spermaku tidak buru-buru keluar,c. Dan,cc. Tak sampai lima menit kudengar fifi mengeluh panjang sambil memelukku erat,c.. DE,cc. De,c.. aku nggak kuat de,c.ahhhhh,c. ZZZZZtttttt hhhhh,c. Suaranya tak karuan dan kurasakan kukunya menancap erat didadaku. Kaki fifi melingkar kuat menandakan dia orgasme yang cukup hebat. Pelukan fifi tidak lepas sampai akhirnya fifi mulai melemas dan memandangiku dengan mesra. Aku merasakan penisku masih erat masuk dalam memeknya. Fifi berdiri sejenak dan mengambil tissue dimeja dan mengelap memeknya yang basah. Tanpa menunggu komando lagi fifi tidur telentang dikarpet dan kulihat dengan jelas bulu-bulu memek fifi tidak banyak, selangkangannya agak kemerahan dan memeknya kecil menciut. Payudara fifi melebar dan ujungnya berwarna coklat kemerahan. Aku semakin tegang melihatnya. Mulutku mulai menjalar mulai leher sampai perutnya,c fifi hanya mengerang dan menggelinjang. Kakinya menyepak dan teriakannya semakin histeris,c.. Aku tak perduli lagi. Saat mulutku akan sampai pada memeknya fifi menjambakku dan meminta penisku langsung masuk ke memeknya,cc. De,c.. aku nggak betah de,c. Cepet de,c pintanya. Wuih,c.. ada juga ya cewek yang nggak sabaran seperti fifi ini. Tanpa menunggu permintaanya kedua kali aku langsung mengangkat kaki kiri fifi dan menjauhkan dari kaki kanannya. Kulihat memek fifi semakin merekah memerah dan,c kepala kemaluanku kutuntun meuju lubang kemaluan fifi. Aku menggoda dengan menggesek-gesekkan penisku pada ujung lubang memek fifi,.. kulihat fifi semakin menjadi-jadi mengerang tak tentu arti. Diangkatnya pantat fifi saat penisku menjauh memeknya dia tidak sabar. Akhirnya kaki fifi menggepit pinggangku kuat-kuat agar pantatku maju menuju memeknya. Aku tak bisa bergerak lagi kutuntun kepala penisku menuju memek fifi tetapi hanya menggeleng saja tak muat,c fifi menjerit saat kepaksakan,.. akhirnya kepala kemaluanku kuusap dengan ludahku biar licin dan,tangaku menyibakkan bibir memek fifi agar kemaluaku bisa masuk dengan enak,cc Sreeeeet,c bles,cc perlahan namun pasti kemaluanku dikulum memek fifi. Kudengar jeritan kecil saat penisku menghujam memek fifi Aaaaauuuuuuhhhhh zzzzzz,c..pelan dudlu de,cpintanya sambil memelukku erat secara perlahan sesenti demi sesenti kudorongkan penisku memasuki gua yang sempit tersebut dan,c.Bles,c goyangan terakhir dan cukup kuat berhasil membenamkan seluruh penisku pada memek fifi, Fifi terdiam sejenak,c.. dan mulai bergoyang dan berputar, penisku seakan dipijit ngilu namun geli. Kaki fifi kunaikkan kepinggangku, aku merasa kamaluanku telah mentok masuk dalam memeknya, fifi semakin histeris menggapai hal itu. Tanganku meremas susunya kuat-kuat fifi tak perduli, matanya terpejam menikmati goyangan pantatku. Saat penisku masuk keras-keras kulihat memek fifi tak sanggup menampung sehingga nampak bibir memek fifi ikut masuk kedalam, demikian pula saat keluar kurasakan bagian dalam memek fifi ikut mengantar penisku keluar. Goyanganku tambah lama tambah kuat dan fifi dengan semangat mengimbangi. Sesekali kupegang pinggulnya dan dia kegelian, mata fifi terpejam dan tanganya meraba-raba seluruh tubuhku. Pantat dan pinggangku jadi sasaran remasan tangan fifi tapi semuanya itu menambah nikmat suasana,c dan,c.. Fi,c. Aku mau keluar,cccc.fi,c ahhhh,c. Belum sempat aku berkata
lagi kurasakan ada cairan hangat menembak ememk fifi dan fifi dengan sekuat tenaga membalas dengan semakin banyaknya cairan yang keluar dari memeknya. Aku menjatuhkan didi didada fifi dan fifi mengimbangi dengan memelukku erat sambil melenguh panjang,c. Kembali kuku fifi kurasakan menancap kuat pada punggungku dan kakinya kaku naik melingkar di pinggangku. Lama fifi memelukku dengan mata terpejam seakan tidak mau kalau kenikmatannya berakhir. Diluar dugaan fifi terbangun dan duduk dikarpet aku didorongnya hingga tertidur,cc. Dia merabaku perlahan dan memasuukan penisku yang mulai mengkerut dalam mulutnya. "Gila nih anak kagak puas aja rupanya,c." Kubiarkan fifi berbuat semaunya dia berusaha membangunkan penisku yang sudah layu sambil mulutnya menyedot dan menjilat tanganya meraba seluruh tubuhku. Dilur dugaan penisku mulai terangsang lagi. Kuraih juga memek fifi jadi kami pakai gaya 69. Fifi pintanr menghisap dan menjilat hampir seluruh bagian oenisku tak luput dari jarahan mulutnya. Aku juga mempermainkan memeknya yang merah. Saat klentit fifi kujilat dia teriak dengan mulut penuh penisku. Kugigit perlahan klentit fifi yang lumayan panjang itu dia semakin bernafsu kurasakan ciran hangat banyak keluar dari memek fifi,c.. aku kini jadi tidak betah mengalami sedotan dan jilatan panas lidah fifi. Fifi menarik memeknya jauh dari mulutku, dia duduk menyedot dan menjilat penisku sambil menghadapku, melirik dan menggoyang mulutnya naik turun. Kusibakkan rambut fifi dan kulumat susunya dengan tanganku keras-keras untuk menahan geli saaat kemaluanku diisapnya kuat. Aku mengangkat kaki kananku dan kutaruh pada pundak fifi sehingga fifi semakin leluasa mengemut dan mengulum seluruh bagian penisku. Tapi sayang mulut fifi tak sanggup menampung seluruh batang penisku sehingga batang penis yang tidak muat dimulutnya dijilati dari luar secara merata. Mulut fifi kulihat mengempis saat hisapan kuatnya diarahkan pada kepala penisku. Kepalanya naik turun mengikuti keluar masuknya penisku dari mulutnya dan tanganya juga membantu agar spermaku cepat keluar. Aku hanya bisa memandang serta terpejam memperoleh perlakuan seperti ini. Seakan tak merasa lelah fifi terus mengelomoh batang penisku dan mempermainkan telor penisku dengan jilatan lidahnya,c.. Aku merinding dan mengerang tapi fifi tidak memperdulikan, justru eranganku menjadikan dia semakin kesetanan melahap kemaluanku. Kuusap-usap rambutnya dan manariknya,c dia tetap bersikap ganas dan agresif. Penisku tambah mengeras dan kurasakan spermaku sudah tak tahan berlama-lama didalam dan,cc "Fi,cc udah fi,c. Lepaskan ,c.. akau mau keluar,c auuuhhhzzzzzz" mendengar teriakanku seperti itu justru sebaliknya fifi tambah mempererat isapannya pada penisku dan sambil tanganya naik turun membantu agar spermaku cepat keluar,.. diluar dugaan ,c Creeeeet,c creeeet,.. creeeeet,c." Saat spermaku keluar mulut fifi masih terus menghisap kuat kuat,cc lama sekali,c akhirnya penisku keluar dengan keadaan bersih dari mulut fifi yang mungil. Fifi tersenyum bahagia melihat aku masih tergolek kelelahan.

nikmatnya lubang memek dan lubang anus pantat

Hari Sabtu yang cukup cerah menjadikan Christine begitu terlihat cantik & seksi dengan rok pendeknya dengan punggung terbuka.Kami bekerja dengan serius hingga hari menjelang sore. Selesai melaksanakan tugas-tugas, kami nonton tv sambil duduk dibawah bersandar pada tempat tidur. Mau minum apa ? tanyaku sambil berjalan menuju kulkas, ada Orange Jus, Coca Cola atau air putih ? Saya mau teh hangat jawabnya sambil memegang pundakku. Aku sedikit tersentak ketika ia ada dibelakangku. Sudah selama 2 tahun ia menjadi teman praktikumku, kami hanya sebatas teman satu kuliah & dia juga sudah mempunyai pacar. Memang yang kutahu sekarang dia sedang mempunyai masalah dengan pacarnya itu. Kurangkul pundaknya sambil menuangkan air panas pada dua cangkir yang sudah kusediakan. Mau pakai madu kataku sambil kuambil dari dalam kulkas, aku buka tutup madunya dan dengan telunjukku kumasukkan pada botol tersebut untuk kucicipi. Coba dong katanya sambil tanganku diraihnya dan mencicipi madu yang ada ditelunjukku . Dadaku mulai bergetar sambil melihat buah dadanya yang kubayangkan culup montok. Kau suka ? tanyaku sambil kurangkul lebih erat dari arah belakang. Hmm enak sekali katanya dengan suara hampir tidak terdengar. Tanganku yang masih memegang botol madu dengan tidak sengaja tertumpah pada dada Christine. Dia agak sedikit terkejut tetapi dengan tetap memegang tanganku diarahkannya tanganku pada payudaranya yang tertumpah madu sambil berkata, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat katanya dengan suara yang sangat mendesah. Sambil terus menggiringku untuk meremas-remas buah dadanya yang tertumpah madu, kulepas bajunya dan buah dada tanpa BH terus kuremas dengan madu yang mengalir menuju pusarnya.. Kejantananku sudah tidak tertahankan lagi, kujilati buah dadanya yang penuh madu . dia terpejam tanda menikmati permainan lidahku pada buah dadanya. Madu yang hampir habis kujilati pada buah dadanya bertambah banyak yang dengan sengaja ia jatuhkan kembali didadanyai. Madu mengalir dari buah dadanya hingga bagian vagina yang sudah saya lepas celana dalamnya. Dengan tetap dalam posisi berdiri kujilati tubuhnya dari bagian selangkangan hingga payudaranya. Tanpa kusadari kami sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi tertap berdiri dekat kulkas. Entah ide datang dari mana Christine mengambil madu itu kembali sambil menyelupkan batang kemaluanku pada botol madu yang mempunyai mulut botol yang cukup lebar, dinginnya madu langsung terasa pada batang kemaluanku. Diangkatnya batang kemaluanku tersebut sambil dimasukkan pada mulutnya dan dengan ganasnya diisapnya batang kemaluanku yang penuh dengan madu. Sambil terus mengisap batang kemaluanku., tangannya yang penuh madu megelus-ngelus kantung kemaluanku hingga pantatku. Kantung kemaluanku tak lepas dari jilatannya dan tangannya terus menggerayangi lubang duburku. Badanku bergetar hebat, Pengalaman ku ini memang yang pertama kali terjadi pada diriku yang memang tidak pernah mengenal permainan seperti ini. Tanpa kuduga sama sekali dia memasukkan jari yang penuh madu pada lubang anusku sambil tidak melepaskan batang kemaluanku pada mulutnya. Lubang anusku tidak luput dari jilatan lidahnya yang terasa hangat. Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan tubuhnya yang montok pada tempat tidur ku, kumasukkan batang kemaluanku pada vagina yang sudah begitu basah. Kupompa batang kemaluanku dengan irama musik yang terus terdengan pada siaran TV. Musik dengan irama cepat menjadikanku bekerja dengan ekstra. Kulihat kedua tangan Christine memegang ujung ranjang dengan mata terbelalak dan nafas bagaikan kuda pacu disertai keringat mengalir disekujur tubuhnya tanda kenikmatan yang didapatkannya. Sedangkan diriku sudah tidak dapat kutahankan lagi ,kutarik dan kusemprotkan air maniku pada tubuhnya. badanku roboh disamping dirinya dan kami tertidur hingga esok pagi.

Nikmatnya lubang anus mahasiswi bispak

Kulihat Christine disebelahku menggeliat tanda ia terbangun. Badan Christine yang begitu mulus baru kusadari setelah hampir 2 tahun kukenal dia sebagai teman kerja praktikum kuliahku. Bagai seorang bocah kecil dielus-elusnya dadaku sambil matanya terus terpejam, sambil memegang batang kemaluanku dia berbisik baru kali ini ia mendapatkan kenikmatan yang menjadikan dirinya bagaikan terbang menembus langit Tangan yang mungil masih terus mempermainkan batang kemaluanku. Kutahu bahwa ia ingin melakukan sekali lagi, desah nafas tadi malam terdengar kembali dari bibirnya yang mungil yang kini sedang menciumi dadaku . Kutetap diam untuk memancing rasa penasaran yang menghinggapinya. Ciuman yang dia berikan sudah berubah menjadi jilatan-jilatan liar diseluruh tubuhku sambil berkata ingin seperti kemarin. Badannya yang menggeliat-geliat diatas tubuhku terus menerus memintaku untuk menggarapnya. Keinginanku memang timbul kembali , tetapi sengaja tak kuberi respon yang berarti untuk melihat sejauh mana dia meminta padaku. Tangan yang sebelumnya memegang batang kemaluanku, kini memegang vaginanya sendiri sambil membalikkan badannya menghadap langit-langit dan tetap berada diatas tubuhku. Desah nafas dan gerakan menjadi begitu brutal dan tidak terkendali, sambil terus memegang vaginanya ia bangun dan menempelkan vaginannya pada bibirku untuk dijilatinya. Badanku yang masih berbaring melihat dengan begitu jelasnya bagaimana dia mempermainkan clitoris pada vaginanya didepan bibirku, wangi yang khas dan cairan bening membasahi vaginanya. Kurasa tangan yang mungil kembali memegang kemaluanku sambil kemudian diisapkan lewat mulutnya. Kini ia mengulum kemaluanku dengan begitu liar dan tangannya sambil memegang clitorisnya sendiri yang berada tepat dibibirku. Keinginanku yang memang sengaja kutahan sudah tidak dapat dikelabuinya. Kini kumulai menjilati clitoris hingga lubang anus yang berada dihadapanku. Respon yang kuberikan menjadikan dia menjadi begitu bersemangat, hingga rasanya hampir seluruh batang kemaluanku habis ditelannya. Kejadian tadi malam dimana dia memasukkan telunjuknya pada lubang anusku, memberikan ide untuk melakukannya padanya. Telunjukku yang cukup basah mulai ku usap-usap pada liang anusnya sambil tidak melepaskan jilatanku pada clitorisnya, kumasukkan telunjukku perlahan pada lubang anusnya, terdengar geraman nikmat dari dirinya tanda dia menikmati permainanku. Hampir seluruh telunjukku masuk kedalam anusnya, badannya bergetar hebat diiringi dengan suaranya bagai seekor kuda pacu dan balasan dari permainan tangan dan mulutnya pada bagian selangkanganku. Aku sudah benar-benar kehilangan kontrol kusuruh dia tetap pada posisinya tengkurap dengan pantatnya siap untuk digarap. Kemaluanku yang cukup besar hampir lima kali telunjukku kuarahkan pada lubang anusnya yang berada dihadapanku. Terasa seret tapi akhirnya masuk seluruh batang kemaluanku pada anusnya. Kulihat dia menggigit bantal untuk menahan birahinya yang sudah tidak terkendali. Saya dimintanya menggenjotnya walaupun agak sedikit seret, terus kulakukan hingga badanku benar-benar bermandi keringat, kulihat juga tangannya masih memegang clitorisnya sendiri. Tenaga yang masih tersisa kuberikan padanya hingga kucapai klimaksku dan kubiarkan air maniku mengalir didalam lubang anusnya yang mengantarkan ia mencapai klimaknya sebanyak tiga kali pada pagi ini..

Spermaku menyemprot deras di liang senggamanya

Kami sudah sampai di hotel. Ya, kami memang akan merayakan ulang tahunnya di kamar hotel. Sesuatu yang sangat menegangkan bagiku. Kami masuk ke kamar yang telah kami book sejak bulan lalu. Kamar itu lumayan besar, satu buah tempat tidur ukuran besar, tapi tidak sebesar king size. Kamar mandi dengan bath-tub dan pancuran tepat di sebelah kanan setelah pintu masuk. Sebuah televisi 21" dan sebuah mini bar terletak di kaki tempat tidur merapat ke dinding. Di kiri-kanan kepala tempat tidur terdapat lampu meja dan lemari kecil, yang setelah saya cek ternyata berisi kondom!. Kamar hotel kami menghadap ke Timur dengan teras di luar. Terletak di lantai 10 menyajikan pemandangan yang indah dengan udara yang cukup bersih.Begitu masuk Priscill langsung mencoba tempat tidurnya, "Empuk oii... Hahaha...." Dia tertawa renyah sementara saya pergi buang air kecil. "Tok...tok... Lou...gantian dong..kan Priscill mau pipis juga..." Terdengar suaranya samar-samar dari luar. Buru-buru aku menyelesaikan pipis ku dan membukakan pintu. Di sana dia berdiri, sepatunya telah dilepas, rambutnya diikat dengan model kesukaanku. Dia jinjit dan menciumku cepat sekali. Aku memeluknya dan membalas perlakuannya dengan lebih lembut, mencoba memperlambat tempo. Sambil masih kukulum, aku membelai punggungnya naik-turun dengan tangan kananku sementara tangan kiriku bergerak untuk mengelus pantatnya. Aku menuntunnya ke wastafel. Aku sudah tidak perduli apakah wastafel itu kuat menahan tubuh kekasihku ini. Kududukkan dia di atasnya lalu kulepas rompi kulitnya. Terlihatlah perutnya yang rata dan seksi. Aku menggerakkan wajahku ke perutnya dan mulai menjilatnya dengan gerakan melingkar. Dia mengejang. Jemari kakinya diusapkan ke pinggangku memberikan sensasi yang membuatku bergetar pelan. Dia mengusap-usap rambutku sambil sesekali mendorong perutnya menghampiri mulutku. Tiba-tiba dia menjauhkan diriku dengan sangat pelan sehingga aku terlambat menyadarinya untuk menahan gerakannya. Dia bangun berdiri dan memintaku ke luar karena dia sangat kepingin pipis sekarang. Aku meminta dengan sangat agar aku bisa tinggal untuk melihatnya pipis. Dia mencubit pinggangku sambil sekali lagi memintaku pergi ke luar menunggunya di tempat tidur. Aku menurutinya, sambil tersenyum dia menutup pintu kamar mandi.Satu hal yang aku sukai tentang Priscill, dia gemar memberikan kejutan kepadaku, kejutan yang aku suka. Aku membaringkan diri di atas tempat tidur dan mulai membayangkan tubuhnya yang indah. Namun dia lama sekali, aku mulai tidak sabar. Sayup-sayup kudengar bunyi terompet bertalu-talu dijalanan. Wah, apa sudah mau lewat tengah malam?Aku berdiri, tepat pada saat itu Priscill ke luar. Darahku mendesir melihatnya hanya memakai bra dan celana dalam berwarna hitam. Dia mematikan semua lampu kecuali lampu kamar mandi dan mulai melakukan gerakan-gerakan strip di depanku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi aku bisa melihat dengan jelas lekuk tubuhnya secara silhouette. Indah sekali, gerakannya begitu gemulai. Dia memegang lehernya sendiri dan pelan-pelan menggerakkan tangannya ke atas, mengangkat rambutnya sementara tubuhnya terus bergerak dengan luwes. Sebentar dia jongkok dan berdiri dengan memutar. Pemandangan itu tidak terlupakan. Lalu dia melepas branya, masih dalam silhouette aku melihat dia dengan gerakan sangat pelan melepas branya dan melemparkannya ke mukaku. Aku tidak bisa tersenyum, aku menelan ludah dan kembali memandangnya. Kali ini dia menghadap ke samping, memberikan penglihatan terhadap puting susunya. Dalam silhouette aku menyadari betapa indahnya payudara Priscill. Dia sekarang bergerak turun naik-tutun naik. Dengan suatu gerakan lembut dia melepas celana dalamnya sampai hampir lepas dan lalu menjentikkan jarinya memintaku untuk menghampirinya. Kembali aku menelan ludah. Aku bergerak menghampirinya, dia membentangkan tangannya ke kisi-kisi pintu sehingga aku bebas memandang tubuhnya yang sudah hampir tanpa benang. Dia masih terus menggerakkan tubuhnya, sementara dia memintaku untuk 'mendapat kehormatan' untuk melepaskan celana dalamnya. Aku memeluknya dan melepaskan celana dalam Priscill dari belakang. Saat celananya sudah hampir mencapai paha, dia menggerakkan tangannya melepaskan kemejaku. Satu per satu kancing kemejaku dilepasnya. Tangan kanannya melepaskan kancing sementara tangan kirinya mengusap-usap dadaku yang sudah terbuka.Aku juga tak mau kalah. Aku mulai mengusap-usap kemaluannya, dia menggigil namun tidak berhenti melepaskan tangannya dari badanku. Kemejaku tekah terlepas seluruhnya. Dengan gerakan terburu-buru aku melepas kemejaku dan melemparkannya ke tanah. Aku mulai melepaskan celana panjangku, namun ditahannya. Dia lalu melepaskannya sendiri dengan giginya. Sensasi yang diberikan sewaktu gigi dan bibirnya menyentuh bagian bawah perutku sungguh luar biasa. Dia sedang membuka ristluitingku, masih dengan giginya. Celana panjangku lalu ditarik kebawah dengan kedua tangannya. Dai mulai mempermainkan penisku yang sudah mengeras. Dia mengelusnya dengan sangat lembut, aku sudah menggigil tidak karuan. Lalu dia membuka celana dalamku dengan mulutnya dibantu tangannya. Mulutnya membuka bagian depan sedangkan tangannya menurunkannya ke bawah. Batang kemaluanku pasti sudah didepan hidungnya sekarang. Dan benar saja, aku mengejang hebat saat hidungnya menyentuh ujung kemaluanku. Dia menciuminya dengan hidungnya dari ujung sampai ke pangkal paha. Dia masih belum mau memakai lidahnya."Cill,...ah...hh...dijilat dong Cill...hhh...."Dia lalu mulai menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kantung pelirku. Aku tersentak oleh rangsangan yang diberikan. Aku hanya bisa mengusap-usap wajahnya karena dia jongkok di selangkanganku. Dia mulai mengulum kantung pelirku. Kehangatan dan kenikmatan yang diberikan membuat mataku terpejam. Aku mengosongkan pikiranku, menikmati perlakuan Priscill. Dia mulai menaikkan lidahnya makin ke atas...sampai akhirnya menyentuh ujung penisku. Aku terbelalak, kutarik rambutnya secara reflek namun langsung kubenamkan lagi kepalanya ke dalam selangkanganku. "Erghhh...hhh...ugh...ahhh..."Dia mulai melakukan oral sex yang sebenarnya terhadapku. Mula-mula pelan, makin lama makin cepat. Pinggulku mulai mengikuti irama permainannya."Oh..hhh...ahh...Cill...percepat Cill...ahhh.....lagi..""Sabar honey...hhh...eh....ah..." Rupanya nafasnya juga memburu. Pergerakan yang kurang stabil membuatku berpindah tempat sedikit. Aku menginjak cairan lengket di lantai kamar mandi. Dugaanku itu adalah cairannya yang menetes sebab cairanku sendiri belum keluar. Tanganku memegang daun pintu sementara dia masih jongkok, mengisap maju-mundur kemaluanku dan mengelus sekujur tubuhku dengan tangannya. Aku merasa akan keluar maka aku berteriak tertahan, "Cill, aku hampir keluar....aku hampir klimaks...ahh...uh...hhhh....ahhh...ergh..."Secara gradual dia menambah kecepatannya..."Cill, dikit lagi...ahhh....hhh..." Sekarang dia mencapai kecepatan maksimum dari isapannya. Kulihat peluh di pipinya, dia nampak sporty dan aku makin terangsang."Arghh....ahh...oh...ah...ahhhh....ahhh...." Setiap kali air maniku keluar aku berteriak... Dia tersenyum bangga dan mulai menjilati tubuhku. Dia menelan habis air mani yang tersembur ke dalam mulutnya dan mulai menjilati sisa-sisanya dari sekujur tubuhku sementara aku bersandar lemas di pintu kamar mandi. Jilatannya kembali membuat penisku mengeras. "Kali ini giliran kamu yaa... Yuk!" Aku mengajaknya ke tempat tidur. Masih lemas kubaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sementara aku berdiri di kaki tempat tidur. Aku mengangkat kaki kanannya sehingga tepat di depan mulutku. Dia menatapku bingung. Aku jilati jari kakinya satu per satu dan mulai menghisapnya. Dia menggeliat kegelian. "Lou...ah...Lou...hhhh..."Selesai dengan kaki kanannya giliran kaki kirinya kuperlakukan sama. Lidahku lalu mulai naik menjilati betisnya kiri-kanan bergantian. Kedua kakinya aku letakkan di atas pundakku untuk mempermudah gerakan lidahku. "Ah....hhehhhh..."Kuisap lembut setiap inchi dari kakinya sampai akhirnya aku mencapai selankangannya. Tangannya mencoba mendesak kepalaku agar melakukan oral sex kepadanya, tetapi aku menolak, "Eits...sabar dong... foreplaynya belum selesai..." Dia tersenyum sambil masih terus mengerang, "ehh....hehe...ahhh..."Aku naik ke tempat tidur dan berlutut dengan lututku dikiri-kanan pinggangnya. Aku mulai mencium bibirnya. Kami melakukan french kiss hampir 5 menit, lalu aku mulai menjilati pipinya, turun ke leher sementara tanganku asik memainkan puting susunya. Matanya terpejam dengan mulut terbuka, "AHH.....ahhh....Lou, masukkan Lou...ahhh...Aku sudah tidak...ahhh...tahannn..."Aku cium mulutnya dan tanganku mulai membuat lingkaran di kedua payudaranya. Bermula dari pangkal naik-naik sampai mencapai putingnya. Lalu aku hisap puting susunya dengan lembut. Dia menjerit, "OHHH.... ahhhh....."Aku menjepit putingnya dengan bibirku dan mulai memijatnya dengan lembut. Dia bergerak menekan bibirku dengan payudaranya. Ku perkuat jepitan di putingnya, dia menjerit lagi, "Ahhh....hhooohhhhh...""Enak Cill?" Tanyaku"Enaaaahhhhhkkk.....hhh..hhh..." Peluh sudah membanjiri tubuh kami. Rambutnya yang tadi terikat sudah berantakan.Aku pindah memijat puting yang satu lagi dengan bibirku. Dia mulai mengusap-usap vaginanya sendiri namun aku menarik tangannya dan membentangkannya sehingga dia tisak bisa mengusap kemaluannya. "Lou...masukin dongg...ahhh..h....hh...kamu jahat ahh....ahhh..."Karena tidak tega aku lalu kembali berlutut di kaki tempat tidur. Kakinya tergantung di kaki tempat tidur. Kubentangkan kedua kakinya sehingga terlihatlah kemaluannya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus kecoklatan. Aku mulai memainkan jariku di sana. Ku lihat sebuah tonjolan lalu secara iseng aku memainkan jariku di sana. Dia tiba-tiba mengangkat pinggulnya tinggi ke atas sehingga aku terkejut bukan main."Cill...kamu...gak..apa-apa? Cill?" Pertanyaanku disambut sebuah jeritan panjang, "Ahhh...Oh....hhh....hh...Ahhh...Lou...Ahhhhhhhh..........." Bisa kurasakan cairan kemaluannya membasahi bibirku. Bau khasnya membuatku adrenalinku mengalir makin cepat. Aku mulai menghisap kemaluannya. Ku jilati tonjolan itu, dan setiap kali itu terjadi Priscill melenguh panjang. Kumasukkan lidahku ke dalam sela-sela bibir kemaluannya dan mulai menjilatinya naik-turun. Dia terengah-engah... Demikian pula aku. Dia mengerang panjang, "Hhhhh....ahhhh...eggghhhhhhh........Masukkin Louu...!" Dia tampaknya sudah benar-benar capai akan permainan ini dan menginginkannya cepat berakhir, maka aku mulai menuntun kemaluanku ke bibir kemaluannya.Aku menggerakkan kemaluanku naik-turun. Dia mendesah. Aku naik ke atas tempat tidur dan berbaring terlentang. Ku minta dia naik ke atas ku. Lalu kuminta dia memasukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Dia sudah tidak sabar. Sambil terengah-engah dipegangnya penisku dan dituntunnya ke pintu vaginanya. Aku mendesah, "ahh...Cill....ahhh...." Mataku terpejam saat dia memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Kuminta dia untuk mengendalikan permainan agar dia dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Dia memasukkannya dengan sangat pelan, tapi konstan. Saat masuk seperempatnya dia berhenti dan minta dicium. Aku mengankat kepalaku sedikit dan dia menghampiri bibirku. Bibir kami bertemu dan berpagutan sementara itu dia kembali menekan tubuhnya sehingga penisku masuk makin dalam. Suara cairan yang muncrat keluar ketika terdesak oleh penisku terdengar pelan memecah keheningan malam. "Ahh... Enak sekali Cill....ughh..."Penisku sudah hampir masuk seluruhnya namun Priscill tiba-tiba berhenti, tampaknya dia menahan sakit."Pelan-pelan aja Cill...." Dia mengangguk dan tersenyum. Kuusap-usap punggungnya sambil sesekali kuremas lembut payudaranya. Dia mendesah dan mulai menekankan tubuhnya makin ke bawah. Penisku sudah masuk semua sekarang dan dia mulai bergerak berirama naik-turun. "Oh...enakk...ahhhhh...Cilll....ahhhh....i love you darling...ahhh...""ahh...i love you..ahh...too...ohhhhh......"Kami mulai bergerak semakin cepat namun tetap mempertahankan irama. Semakin cepat gerakan kami semakin intens pula aku memainkan payudaranya. Dia berteriak-teriak kesetanan, "Arghhh....ahhh.....oooohhhhhhhhh......erghhhh....."Aku sudah bermandikan peluh begitupun dia. Gerakannya semakin cepat...naik...turun...naik..turun..naik..turun..naik.turun..naikturun naikturunnaikturun.."ARGHHH ....AHHH.......Oh........hhhhhh....." Tiba-tiba dia berteriak kencang sekali. Penisku terasa hangat terkena cairan yang menyemprot deras di dalam vaginanya. Tubuhnya berkontraksi hebat, pinggulnya membanting ke atas dan ke bawah sementara jari tangannya menancap keras di bahuku. Penisku terasa seperti dipijat-pijat oleh gumpalan handuk lembab...rasanya enak sekali."Ahhh...ohhh....aku sudah hampir klimaks lagi Cill.....ahhhh....""Keluarin...hhhh....hh...di..heehhhh...dalem aja......hahhhh...""Iya...hhhh....." Bersamaan dengan itu tubuhku mengejang keras. Spermaku menyemprot deras dan banyak sekali. Tiba-tiba kurasakan tubuh Priscill kembali mengejang disertai teriakan keras, "Ahhh.....aku klimaks ke dua kalinya Lou...ahhhhhh....ohh....man! that's ahhh...greattt...." Dipijat-pijat oleh dinding vaginanya membuat air maniku menyemprot semakin banyak. Tubuh kami mengejang cukup lama sampai akhirnya kami terbaring kecapaian.

Dia mengocok dan menghisap batang kemaluanku

Ketika kugerakkan telunjukku turun melewati puting susunya, DP menggigit bibir bawahnya sendiri, matanya terbelalak sejenak untuk kemudian sayu kembali, terdengar erangan kecil keluar dari sepasang bibirnya yang merah basah.Telunjukku terus bergerak turun ke bawah, kulepas kancing terakhir bajunya yang masih terpasang, dan dengan sedikit sentakan kulepaskan ikatan kedua ujung bajunya.DP mencengkeram bahuku, kemudian kedua tangannya turun melepasi kancing bajuku satu persatu. Kedua tangannya kemudian bergerak meraba bulu-bulu yang memenuhi dadaku. DP kemudian menjatuhkan dirinya memelukku, wajahnya bersandar di dadaku dan buah dadanya yang telanjang itu menempel di bagian atas perutku, mengalirkan rasa hangat yang begitu merangsang.Kami kemudian bergerak seolah-olah sedang berdansa.Bagaikan mengulang kejadian di café, bibir DP kemudian mulai menari-nari mempermainkan bulu dadaku. Bibirnya bergerak-gerak mencari puting susuku dan setelah mendapatkannya lidahnya menjilat sesaat dan kemudian bibirnya mengulum dan menghisap puting susuku. Bulu kudukku meremang mendapat perlakuan seperti itu.Kuraih wajahnya dan kuangkat dagunya, dengan mulut setengah terbuka ia meraih kepalaku dan menariknya. Bibir kami bertautan, saling mengecup dan kemudian saling melumat dengan bernafsu. Lidahku yang bergerak menerobos mulutnya disambutnya dengan gerakan lidahnya berusaha memilin lidahku. Kuakui DP benar-benar yahud dalam soal kissing.Tangan kiriku mulai bergerak menelusuri pinggul dan pantatnya, kuremas perlahan bongkahan pantatnya, lidah DP semakin menggelinjang beradu dengan lidahku, tanganku kini naik ke pinggangnya dan terus naik ke arah buah dadanya yang mungkin berukuran 34B itu. Kuremas dengan lembut buah dadanya, DP menarik lidahnya kemudian melumat bibirku habis-habisan. Kuraba puting susunya, cukup kecil pikirku, hanya seukuran jagung. Kupilin dengan lembut putingnya yang sudah mengeras dan meruncing itu, bibirnya menjauh sesaat dari bibirku, DP merintih lembut dan kemudian kembali mendongakkan kepalanya memagut bibirku, menggigitnya perlahan. Kuteruskan pilinan jariku pada puting susunya, semakin lama gigitannya pada bibirku semakin keras, kedua jemari tangannya mulai menarik dan meremas-remas rambutku, dan kemudian perlahan turun meraba-raba wajahku dengan seksama seolah ingin menikmati setiap senti dari wajahku dan merasakan kasarnya bekas cambang dan kumisku yang sudah dua hari ini belum kucukur.DP melepaskan pagutan bibirnya, kedua matanya menatap sayu dengan bibir setengah terbuka, kuhentikan pilinan jariku pada puting susunya, kuraih kedua pinggangnya dengan erat. Kedua tangannya kemudian bergerak ke bahu dan menyelipkannya di bawah bajuku, sembari mengusap dan meremas ia melepaskan bajuku hingga jatuh tergantung di kedua tanganku, kukibaskan kedua tanganku hingga akhirnya bajuku jatuh ke lantai.Kedua tangan DP kembali bergerak turun ke arah dadaku. Dirabanya dengan lembut bulu-bulu yang memenuhi dadaku, ujung-ujung jemarinya bergerak merayap kemudian menyentuh puting susuku. Dengan lembut sekali, hampir tak menyentuh, kedua ujung jarinya mengusap-usap ujung puting susuku dengan gerakan memutar. Darahku berdesir, secara reflek otot dadaku mengeras, mengimbangi gejolak nafsu birahi yang menjalar dari sana menuju ke otakku. Kedua mata kami masih saling menatap, seolah ingin saling mengalirkan gairah birahi yang mengamuk dalam diri kami berdua.Kedua jemari tangannya kemudian bergerak mengusap ke bagian samping tubuhku, ke arah punggungku, balik kembali ke depan sambil sesekali meremas perlahan seolah menikmati bongkahan otot-otot tubuhku."Macho!", desisnya lirih sambil tersenyum dan meremas bulu-bulu dadaku dengan gemas.Kuraih kedua tangannya , sambil berpegangan kutarik dirinya menuju ke arah salah satu sun lounger yang ada di teras itu.Dengan lembut kulepaskan bajunya yang sudah terlepas semua kancingnya itu hingga jatuh ke lantai. Great !!! Kini tubuh bagian atasnya terpampang dengan jelas di depan mataku. Keremangan malam yang hanya diterangi sinar rembulan tak mampu menutupi keindahan tubuhnya. Buah dadanya yang molek menggantung padat dan kencang dengan putingnya yang sudah mengeras dan meruncing menghadap ke atas. Perfect !!!Sambil tetap berpegangan tangan aku duduk di atas sun lounger, DP masih berdiri tegak sambil tersenyum dan membusungkan dadanya seolah bangga dengan keindahan tubuhnya dan menyaksikan diriku yang terpesona dengan mulut ternganga.Kulepaskan genggaman tanganku, kuraih bongkahan pantatnya dan kutarik hingga tubuhnya mendekat, DP kemudian meletakkan kedua tangannya di atas kedua bahuku. Kedua tanganku bergerak merayap kebagian belakang pahanya, kemudian kugeser ke bagian samping, mencari belahan kain pareo yang dikenakannya itu, kuselinapkan tangan kiriku ke dalamnya, kusibakkan hingga menemukan sisi yang lain , ganti tangan kananku kini yang menyelinap dan menyibakkan bagian dalam kain pareo itu, kedua tanganku kini menyentuh kehangatan kulit di bagian belakang pahanya. Kuhela napasku yang tertahan, that's the benefit of pareo, pikirku.Perlahan kemudian kugerakkan tanganku merayap naik, sedikit demi sedikit, kudengarkan desahan lirihnya, semakin ke atas tanganku bergerak semakin keras kurasakan genggaman tangannya pada bahuku.Akhirnya kedua tanganku berhasil mencapai kedua bukit pantatnya yang menggumpal padat dan telanjang itu, kemudian kuremas-remas dengan lembut dengan gerakan memutar hingga membuat belahan pantatnya sesekali merekah.Kami masih saling bertatapan, kunikmati keindahan wajahnya, tatapan sayu matanya, bibirnya yang terkadang merekah dan terkadang mengatup digigitnya sendiri, yang kesemuanya itu memancarkan gejolak birahi yang kini semakin menggelora menguasai dirinya.Ketika jemariku menyentuh dan meraba rectumnya , DP mendongakkan kepalanya sambil merintih, ia bergerak maju dan kedua tangannya menarik kepalaku hingga menempel pada perutnya.Salah satu kakinya naik bertumpu pada sun lounger tempatku duduk dan kaki yang lain berada di antara kedua kakiku. Dengan posisi kaki seperti itu semakin membuat jemari tanganku leluasa merambah. Setiap kali jemariku menyentuh rectumnya setiap kali itu juga terdengar rintihan-rintihan lirihnya. Dengan sedikit kesulitan kujalarkan jemariku semakin menyelinap lebih ke bawah lagi ..... DP menggelinjang .... dan ketika jemariku sudah berada di bagian antara dua liang itu .... tubuhnya bergetar, otot disekitar pantat dan pangkal pahanya mengejang, jemariku tak bisa meraba lebih jauh lagi, terjepit, saat itulah kudengar kembali erangan dari mulut DP. Tubuhnya doyong ke depan, bagian perutnya terganjal oleh wajahku, beberapa saat kami terdiam dalam keadaan seperti.DP kemudian mengendorkan dekapannya, dengan agak tersengal aku menarik napas agak banyak, kudongakkan wajahku, kutatap wajahnya yang sedang tersenyum. Kupalingkan kembali wajahku ke arah perutnya, kugerakkan wajahku mendekat, kukecup pusarnya, kulumat perlahan dengan bibirku kemudian kusentuhkan ujung lidahku ke dalam liang pusarnya, DP menggelinjang sesaat, kembali ia mendesah lembut. Tubuhnya tiba-tiba bergerak turun, dan seiring dengan turunnya tubuhnya kujulurkan lidahku hingga menempel ke perutnya. Seolah ingin menikmati jilatan lidahku, DP memperlahan gerakan turun tubuhnya. Lidahku membentuk sebuah garis membasahi kulitnya mulai dari pusarnya bergerak naik ke atas perlahan-lahan seiring gerakan turun tubuhnya, ketika hampir mencapai bagian bawah dadanya kugeser lidahku ke kanan sehingga lidahku kini bergerak naik melewati buah dada kirinya. Kudengarkan napasnya semakin memburu, dan ketika lidahku hampir mencapai puting susunya kucengkeram kedua bongkahan pantatnya untuk menahan gerakan tubuhnya. Kuruncingkan ujung lidahku dan kutarik wajahku sedikit mendongak ke belakang sehingga hanya ujung lidahku yang menempel pada areola buah dadanya, selama beberapa detik kubiarkan dalam keadaan seperti ini. Kutatap wajahnya, DP nampak menggigit bibir bawahnya sambil menatapku. Kemudian dengan perlahan ..... bahkan teramat perlahan ...... mili demi milimeter ...... kugerakkan ujung lidahku naik mendekati puting susunya yang sudah keras dan meruncing itu. Semakin mendekat .... kedua bibirnya merekah ..... dan ketika ujung lidahku menyentuh bagian bawah puting susunya seketika itu juga kujentikkan puting susunya dengan ujung lidahku yang sengaja kukeraskan .... dari bibirnya yang merekah itu keluar erangan, tubuhnya menggigil, kedua tangannya mencengkeram rambutku.Sesaat kemudian ia menjatuhkan dirinya, diletakkannya kedua lututnya pada sun lounger tempat dimana aku duduk, kedua pahanya mengangkangi pinggangku dan seiring dengan itu pula secara otomatis pareo yang dikenakannya tersibak ke atas oleh kedua tanganku yang kini berada pada punggungnya sehingga bagian bawah tubuhnya kini telanjang.DP kemudian menarik kepalaku dan wajahnya turun menghampiri wajahku yang sedang mendongak ke arah wajahnya itu, sesaat kemudian ia mendaratkan ciumannya pada bibirku. Bibirnya yang mungil itu dengan penuh nafsu melumat bibirku. Adegan kissing itu berlangsung dengan sangat intens, kepala kami oleng ke kanan dan ke kiri, lidahnya menorobos masuk ke dalam mulutku dan bertaut dengan lidahku, sesaat kemudian keluar dan kembali bibirnya melumat bibirku, sesaat kemudian masuk lagi dan bergerak dengan liar menjelajahi seluruh rongga mulutku, bagaikan seekor ular menyentak-nyentak bagian bawah lidahku. Luar biasa ! Belum pernah seumur hidupku ada seorang cewek yang menciumku dengan cara seperti itu. Begitu penuh nafsu, ganas dan liar. Sebagaimana diriku, nampaknya ia sudah benar-benar terbakar oleh api birahi yang menggelegak di dalam diri kami berdua. Kurasakan ada rasa ngilu pada bagian bawah tubuhku yang sudah sekian lama menegang pada kondisi maksimumnya. Sambil tetap berciuman, dengan satu tangan kubuka ikat pinggangku, kemudian kancing celanaku dan seiring dengan itu kuturunkan resleting celanaku. Terasa agak lega kini.Dan seakan mengerti ia melepaskan ciuman kami, tubuhnya bergerak sedikit naik ke atas untuk memberikan keleluasaan kedua tanganku melepaskan celanaku.Kemudian sambil kudekap kurebahkan dirinya di atas sun lounger, kurobah posisi sandarannya hingga rata. Tubuhku kemudian bergerak menindihnya, kedua tangannya bergerak melingkari leherku, kembali kami berdua berciuman saling melumat bibir. Kuciumi dagunya, kugigit perlahan, tangan kananku bergerak meremas dengan lembut buah dadanya, bibirku kemudian bergerak menelusuri pipinya ke arah telinganya, kulumat dengan lembut cuping telinganya kemudian kujilat belakang telinganya. DP merintih lirih, kedua tangannya meremas-remas punggungku. Bibirku kemudian bergerak turun menelusuri batang lehernya yang putih mulus itu, dan terus turun ....turun....mencapai puting susunya, dengan hati-hati bibirku melumatnya selembut mungkin, karena aku tahu pada bagian inilah seorang wanita merasakan kenikmatan yang terkadang bisa berobah menjadi perasaan yang menggangu apabila tidak tepat memperlakukannya.Rintihan yang keluar dari mulutnya semakin mengeras, bibirku kembali bergerak turun, kini menelusuri perutnya, menjilat pusarnya. Kemudian dengan seksama kubuka ikatan pareo yang dikenakannya. Kutatap wajahnya, matanya terpejam dengan kepala sedikit mendongak ke samping, kedua tangannya mencengkeram bagian samping sun lounger.Kusibakkan pareo itu hingga terpampang dengan jelas di dapan mataku keindahan tubuh bagian bawahnya yang telanjang itu. Kuperhatikan dengan seksama, pada bagian atasnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang lebat namun rapi, kemudian sedikit ke bawah terlihat garis belahan lubang kenikmatannya yang mengatup rapat. Pahanya begitu putih dan mulus, kedua betisnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Boy so perfect body !!!Kemudian kulepaskan celana dalamku, sesuatu yang sudah menegang dari tadi dan menuntut sebuah pelepasan, kini dengan pongahnya berdiri mendongak ke atas terbebaskan dari sarangnya.Kududukkan diriku di antara kedua kakinya yang kutumpangkan di atas kedua pahaku. Kuangkat kaki kirinya, DP membuka matanya menatapku, sambil menatapnya kucium betisnya dan bergerak perlahan menelusuri ke atas, dan semakin ke atas .... hingga di bagian dalam pahanya, terdengar erangan dari mulutnya, kurasakan betapa otot pahanya meregang ...... kugeser tubuhku sedemikian hingga aku bisa menempatkan wajahku tepat di depan lubang kenikmatan miliknya . Kuperhatikan ada noda basah pada kain pareo yang kini menjadi alas bagian bawah tubuhnya. Wajahku bergerak maju mendekat ..... tercium bau khas kewanitaan .... ketika bibirku hampir sesenti jaraknya kujulurkan lidahku menjilat belahannya, tiba-tiba kedua pahanya bergerak menjepit kepalaku, kudengar pekikan lirih. Oh boy, what a hot girl she is, pikirku. Kujulurkan lagi lidahku menyentuhnya, kemudian kugerakkan ujung lidahku hingga menyentuh tonjolan kecil di dalamnya, tubuhnya tersentak dengan mengeluarkan jeritan kecil dan kedua pahanya menjepit kepalaku, punggungnya bergerak ke atas, tangannya meraih dan mencengkeram rambutku. Dadaku berdegup keras, something different, pikirku, tak ada yang sensitif ini kecuali ...... Hah !!! Benarkah ? Is it her first time ? Tak mungkin, jika melihat caranya bercumbu yang begitu mempesona.Sambil duduk dengan kaki mengangkang tangannya menarik wajahku mendekat untuk berciuman. Kudorong perlahan tubuhnya hingga rebah kembali, beberapa saat kemudian kulepaskan ciuman pada bibirnya, kutatap wajahnya dengan seksama, butir-butir keringat mulai membasahi wajahnya, warna putih mulus wajahnya sudah bersemu merah muda, matanya yang sayu menatapku, memancarkan sinar yang khas dari seorang wanita yang sudah di ambang penyerahan diri ke dalam gelombang samudera birahi. Berbagai pertanyaan bergolak dalam hatiku, terus terang dengan beberapa alasan pribadi aku agak anti untuk making-love dengan seorang cewek yang masih virgin. Rasio dan nafsu dalam kepalaku seakan berlomba untuk saling mengalahkan, akhirnya kuambil suatu keputusan yang sebetulnya belum pernah kulakukan di dalam keadaan menghadapi seorang cewek yang sudah mabuk kepayang seperti ini, yaitu bertanya. Aku lebih suka menggunakan bahasa tubuh yang dapat memuat berbagai makna ketimbang secara verbal."Sorry ya, kamu masih .... ", belum tuntas aku bertanya, ia menempelkan jarinya ke bibirku."Don't worry about that, it's my second time, sudah setahun yang lalu ...", ia kemudian menarik wajahku dan mencium lembut bibirku, kemudian sambil mengecup dan mendesah di telingaku ia berbisik, "Jangan ragu ... I like the way you treat me .... that's too hot for me... I want you ... give me the best ..."Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya hingga di sisi pinggangku, kedua tangannya memeluk pinggangku. Ia tidak memintaku untuk mengenakan pengaman. Hmm, skin to skin ! Here we go, pikirku. Kuposisikan diriku bertumpu pada siku, dan sesaat kemudian tanganku bergerak membimbing batang kemaluanku .... perlahan kudorong hingga bagian kepalanya menyentuh kemaluannya .... kutatap wajahnya, sedang menggigit bibir. Kugoyangkan sedikit menyibak belahan kemaluannya ... ia menahan napas. Ujung kepala kemaluanku kini kurasa sudah berada di tempat yang tepat, kulepaskan genggaman tanganku ... kudorong perlahan ... tertahan .... kudorong lagi, lebih bertenaga .... masih saja tertahan. Shit ! Gerutuku dalam hati.Seakan mengerti, DP menjulurkan tangannya menyelinap di antara tubuh kami, kuangkat sedikit tubuhku hingga ujung batang kemaluanku menjauh dari kemaluannya, jemari tangannya menjalar di perutku dan semakin ke bawah.Sesaat kemudian jemarinya menyentuh ujung kemaluanku, mengelusnya sesaat .... kemudian bergerak lebih jauh berusaha menggenggam di bagian lehernya. Kedua matanya tiba-tiba terbelalak ketika berhasil menggenggamnya."What's wrong ?", tanyaku sambil tersenyum."Mewah !!! ", sahutnya pendek tersenyum penuh arti.Mewah ? What's that fucking strange idiom, pikirku heran.Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya lebih tinggi lagi, tangannya yang menggenggam batang kemaluanku mulai menarik untuk mendekat, kubantu dengan perlahan menurunkan pantatku.Ketika ujung kepala kemaluanku sudah menempel pada belahan kemaluannya, ia menahan napas .... tangannya menarik kemaluanku untuk lebih menekan lagi .... perlahan ia menggoyang-goyangkan batang kemaluanku, berusaha menyibak belahan kemaluannya .... setiap kali ia menggerakkan tangannya setiap kali itu pula ia menggelinjang dan terdengar desisan keluar dari mulutnya.Gerakan tangannya kemudian terhenti, DP melepaskan genggamannya, kepalanya terangkat, kedua tangannya memegang kedua pipiku, ia kemudian mengecup bibirku sesaat dan merebahkan kepalanya kembali.Kurasakan rasa hangat yang mengalir pada kepala batang kemaluanku yang sudah menancap tepat pada pintu gua kenikmatan miliknya itu.Kutekan perlahan, seperempat dari bagian kepala kemaluanku mulai terbenam .... ia menahan napas .... kutekan lebih dalam lagi .... separuh dari bagian kepala kemaluanku melesak masuk .... aku menahan napas ..... dengan lebih bertenaga kudesak kemaluanku untuk masuk lebih dalam lagi. Achhh ! Terdengar rintihannya ketika seluruh kepala kemaluanku sudah terbenam kedalam liang hangat miliknya.Kuhela perlahan napasku, begitu ketatnya kurasakan ujung kemaluanku terjepit di dalam kemaluannya. Jangan-jangan ia berbohong kalau ini bukan yang pertama kali baginya, begitu pikirku.Kukecup bibirnya, ia membalas dengan melumat sesaat, wajahnya semakin berkeringat. Beberapa saat kami terdiam dalam keadaan itu .... menikmati bagian awal dari gelombang lautan kenikmatan yang sedang menanti. Kemudian kurasakan tangannya meremas punggungku, bergerak turun ke bawah hingga berada pada bongkahan pantatku dan menekannya perlahan. Kutahu maksudnya, kutekan perlahan kemaluanku .... ahhh ... kembali ia mendesah .... perlahan .... teramat perlahan namun tanpa menghentikannya .... kudesakkan kemaluanku untuk terus maju .... senti demi senti batang kemaluanku menelusur masuk menerobos keketatan liang kemaluannya yang sudah basah kuyup itu .... teramat perlahan ... nyaris dalam waktu 20 detik hingga akhirnya tak dapat maju lagi, hampir seluruh batang kemaluanku terbenam sudah, mungkin hanya tersisa setengah senti berada di luarnya. Kurasakan betapa ketatnya lubang kemaluannya mencengkeram batang kemaluanku disertai rasa hangat yang mengalir.DP merintih .... kurasakan batang kemaluanku berdenyut-denyut. Kudengarkan ia merintih lagi, batang kemaluanku semakin bergetar-getar, ia pun semakin merintih. Oh shit ! Don't so fucking fast, rutukku dalam hati. Kuhela napasku, kukerahkan segala kemampuanku berusaha mengendorkan gempuran yang mendesak-desak dari dasar kemaluanku. Aljabar, rumus antrian, teori ekonomi makro, Shakespear, not balok partiture, Dave Grusin, semuanya kupaksa masuk ke dalam otakku untuk meredam dan mengontrol kembali aliran kenikmatan yang hampir menjajah seluruh syaraf-syaraf dalam tubuhku. Akhirnya gelombang ganas itu berhasil kujinakkan, kuatur napasku perlahan-lahan.Kutarik dengan perlahan batang kemaluanku hingga tinggal bagian kepalanya yang masih tertinggal .... kutekan masuk kembali hingga terbenam keseluruhannya .... kutarik kembali .... kubenamkan lagi ... demikian seterusnya secara perlahan-lahan.Dari ekspresi yang terpancar di wajahnya, sebagaimana diriku, kulihat ia betul-betul menikmati setiap senti dari batang kemaluanku yang keluar masuk menelusuri liang kemaluannya secara perlahan-lahan. Kupertahankan kayuhan batang kemaluanku dalam ritme yang sama, perlahan-lahan. Rintihan lirih dari mulutnya semakin mengalir tanpa henti mengikuti gerak maju mundur batang kemaluanku. Kedua tangannya menjelajah naik turun dari pantat ke punggungku.Keringat mulai mengucur membasahi tubuh kami, wajahnya semakin memerah, kedua matanya setengah terpejam, bibirnya sebentar merekah ... sebentar kemudian mengatup dan menggigit bibir ... merintih .... mendesah ... Luar biasa ! Betapa indahnya pemandangan dari wajah seorang wanita yang sedang berpacu menuju ke puncak kenikmatan. Keindahan itu benar memabukkan dan menguras seluruh konsentrasiku hingga terseret dalam arus kenikmatan yang diberikannya kepada diriku. Boy so fucking great sex!Dengan tanpa menghentikan kayuhan batang kemaluanku, kuatur kembali napasku untuk meredam tanda-tanda dari bagian bawah kemaluanku yang sudah tidak asing lagi bagiku.Kutarik batang kemaluanku hingga hampir terlepas, mungkin hanya tinggal setengah dari bagian kepalanya yang masih terbenam. Kutekan masuk lagi, kuhentikan hingga hanya bagian kepalanya yang masuk. Kutarik kembali seperti semula .... kutekan lagi ...perlahan .... hanya bagian kepala dari batang kemaluanku yang keluar masuk .... kupercepat sedikit ... lebih cepat lagi ... hingga menimbulkan suara kecipak yang bersaing dengan pekikan-pekikan lirih DP. Begitu nikmatnya kurasakan kepala batang kemaluanku serasa diremas-remas oleh otot paling luar dari lubang kemaluannya.Kedua tangannya meremas-remas rambutku, bahuku, menyelinap ke bawah dan kemudian mencengkeram otot dadaku. Tubuhnya mulai menggelinjang kesana kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan, ke kiri, memutar, tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah ingin kembali membenamkan seluruh batang kemaluanku .... kuimbangi dengan lebih menaikkan bagian bawah tubuhku .... kupertahankan kecepatan ritme keluar masuknya kepala batang kemaluanku .... suara kecipak akibat gesekan kemaluan kami berdua semakin terdengar .... pinggulnya semakin meninggi, pada saat itulah kuselipkan tangan kiriku ke bawah pantatnya, bersamaan itu pula DP mengangkat dan melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku. Kuhujamkan batang kemaluanku masuk hingga terhenti dan terbenam seluruhnya, DP memekik lirih .... kutekan lebih kuat lagi dan kutarik ke atas pantatnya, hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh cervix-nya.Kubenamkan wajahku pada lehernya, DP memeluk dengan erat pada leherku, beberapa saat kami terdiam dalam keadaa seperti itu.Kemudian dengan tehnik Kiegel yang kukuasai kubuat batang kemaluanku berkontraksi .... ujung kemaluanku menggesek-gesek cervix-nya ... tubuhnya menggelinjang .... dari mulutnya terdengar erangan .... tak lama kemudian kurasakan dinding-dinding liang kemaluannya berkontraksi, sebuah tanda yang amat kukenal. Kuangkat kepalaku agar bisa menatap wajahnya. Wajahnya mendongak ke atas, kedua bola matanya sudah terbalik ke atas, mulutnya setengah terbuka memperlihatkan ujung lidahnya yang bergerak-gerak perlahan, kulit wajahnya yang putih itu sudah berubah merah padam. Seperti yang sudah kuduga, ia sudah berada di depan pintu yang akan segera terbuka mengalirkan gelombang orgasme yang dinanti-nantinya.Kugerakkan perlahan batang kemaluanku untuk mundur, secara reflek DP menjulurkan tangan kanannya mencengkeram pada bagian belakang pahaku mencoba untuk menahan gerakanku.Kuteruskan gerakan batang kemaluanku hingga tinggal bagian kepalanya yang terbenam .... perlahan kudorong kembali .... kutarik kembali ... kudorong lagi .... keluar masuk perlahan-lahan ... kukerahkan tenagaku untuk menahan cengkeraman tangannya yang semakin terasa menahan pahaku .... kontraksi otot liang kemaluannya semakin intens .... terdengar jeritan keras keluar dari mulutnya yang terbuka disertai kontraksi yang sangat hebat dari otot liang kemaluannya .... kepalanya terangkat ke atas .... kuteruskan gerakan keluar masuk batang kemaluanku secara perlahan-lahan .... kembali ia menjerit .... kembali kurasakan sederetan kontraksi otot kemaluannya .... kepalanya semakin terangkat ke atas, pungungnya melengkung ke depan, kulepaskan topangan pada sikuku, keselipkan tanganku ke bawah punggungnya dan menopang kepalanya .... kugerakan terus batang kemaluanku secara perlahan-lahan ... kuulur-ulur dan kujaga gelombang kenikmatan yang sedang melanda dirinya selama mungkin .... dinding kemaluannya terus menerus berkontraksi .... jeritan dan rintihan silih berganti terdengar dari mulutnya .... seluruh bagian kemaluanku serasa diremas-remas dan dikocok-kocok perlahan-lahan .... aduh nikmatnya .... bobol sudah pertahananku, seluruh otot ditubuhku meregang .... kuhujamkan dan kubenamkan seluruh batang kemaluanku sedalam-dalamnya .... kurengkuh bongkahan pantat dan punggungnya .... DP menyambut dengan menarik punggung dan leherku sekuat-kuatnya dengan kedua tangannya ... tubuh kami yang sudah basah kuyup dengan peluh kini lengket dan menyatu .... batang kemaluanku bergetar dan berdenyut-denyut disambut dengan kontraksi otot kemaluannya .... jeritan-jeritan kenikmatannya semakin menjadi-jadi .... dinding kemaluannya terus menerus mengocok dan menghisap batang kemaluanku .... sesuatu bergerak mendesak dari dasar kemaluanku .... bergerak naik ke atas melewati batang kemaluanku .... dan akhirnya batang kemaluanku bergetar sejadi-jadinya .... DP menjerit-jerit histeris .... dan .... bagaikan air bah lahar kenikmatan menggelegak dari kawahnya .... menyembur-nyembur .... DP menggigit bahuku sekuat-kuatnya ....

Nikmatnya pertama kali ngentot dengan pacar

riiiiing , bel sekolah berbunyi nyaring , gue lari dari luar gerbang hari itu gue rada telat , gue panik soal nya wali kelas gue ngajar pada jam pertama , pas gue mau masuk kelas ngga sengaja gue nabrak si Ria yang tampak nya dia rada telat juga ,'eh , sorry Ri gue ngga liat kalo elo di depan gue ' , 'eh , ah ngga apa-apa kok Ji , gue masih sehat-sehat aja kok' , dia rada ngocol , gue diem sambil jalan bergegas ke bangku gue , dia duduk 3 bangku di belakang gue , dia duduk paling belakang , dan dia punya kebiasaan duduk ngangkang , temen sebangku gue sudah kaya orang gila kalau lihat dia datang . Pelajaran di mulai , gue ngga bisa konsen , pikiran gue masih terkenang dengan kejadian sebelum gue masuk kelas tadi , memang bisa di bilang hubungan gue sama Ria itu rada dingin , gue ngga tahu kenapa . Tiba-tiba puji colek dengkul gue , gue lihat dia ada di kolong meja gue , dia ngasih kode Ria "terbuka" , gue bilang sama puji , 'Ji naik lo gantian elo awasin tu guru ' , ' oke' , terus gue gantian sama puji , dengan pura-pura menjatuh kan pulpen gue nunduk ke bawah , alamak , gue lihat jelas banget paha yang putih mulus dan celana dalam yang berwarna cream , gue sendiri heran kok dia ngga pakai celana ketat seperti biasa nya , otak iseng gue muncul , gue ambil karet yang ada di bawah meja gue itu , tanpa aba-aba gue jepret kan karet nya ke arah celana dalam ria ,'pret ' kena , tangan dia langsung nutupin memek nya , seraya itu gue lihat jari tengah dia mainin memek nya , makin konak aja gue , terus gue tanya sama puji 'Ji lo ada karet lagi ngga ?' , 'ada-ada' , gue ambil tu karet gue jepretin lagi itu karet ke arah tangan nya yang sibuk meraba memek nya sendiri , dan kena lagi , tahu-tahu dia bangkit dari tempat duduk nya , gue buru-buru naik , dia nyamperin gue , 'eh aji elo kok kurang ajar sih ' , dengan suara berbisik tapi bernada marah , gue diem aja cuek , dia ngomong lagi 'kalo elo memang lelaki temuin gue nanti , setelah jam pelajaran selesai ' , jam pelajaran pertama usai gue samperin dia yang pada hari itu dia duduk sendirian , 'ada apaan Ri , tuh kan gue berani gue emang lelaki kok' , rada gugup tapi mantap , dia cuman ngomong 'elo berdua sama puji nanti ikut gue ke rumah Yuli' , Yuli adalah teman sebangku nya. Akhir nya gue sama Puji nugguin dia , pas dia kelihatan gue samperin dia 'eh elo jalan duluan di depan gue ', 'ok' . Dia jalan sendiri menuju rumah nya Yuli , lumayan jauh rumah Yuli yang berada di kawasan cipete , rumah nya besar , Ria sama Yuli nungguin gue berdua yang jalan terlalu nyantai sambil mikirin apa yang bakalan terjadi .'eh lo berdua lelet banget sih ' , 'nyantai aja dong non' , berempat kita masukin rumah yang besar itu , setelah pembatu nya Yuli mengantar minuman gue nanya sama Yuli , 'Yul , bonyok elo kemana ? ' , ' mereka berdua pergi ke jepang untuk 1 minggu , katanya sih ada urusan kantor , mereka berdua selalu sibuk ' , ' iya tapi kok elo ngga masuk?' , puji nanya , 'males aja gue ' , 'Yul gue gerah ni ganti baju dong ' , Ria ngomong gitu , memang hubungan Ria dan Yuli sudah kaya saudara , gue berdua sama Puji ngobrol ngalor ngidul ngga tentu arah pembicaraan nya . Tiba-tiba mereka berdua keluar dengan memakai kaos yang berukuran besar , terlihat mereka tidak mengenakan BH , dan mereka berdua duduk di antara gue berdua , Ria di samping gue , dan Yuli di samping Puji , gue berdua bengong , tiba-tiba Ria narik tangan gue menuju kamar nya Yuli , pintu nya sengaja tidak di tutup , dan tiba-tiba Ria mencium bibir gue sambil memeluk , gue balas ciuman dia , akhir nya gue turunin perlahan ciuman gue ke leher nya , tangan kiri gue meremas dada nya yang hanya terbungkus kaos , dan tangan kanan gue meremas pantat nya yang montok , gue rebahin dia sambil gue angkat kaos nya , gue lihat ke arah pintu si Puji lagi asik ngentotin Yuli , dia narik wajah gue , 'aji ayo dong gue pengen kaya mereka ' , gue jilatin itu toket yang lumayan gede untuk ukuran anak SMP , terus gue terus menjilati tubuh nya , perut nya gue makin ngga kuat gue pelorotin celana dalam nya yang terlihat sudah basah , gue mulai jilatin memek nya yang masih rapat dan belum banyak di tumbuhi jembut , gue buka itu belahan memek yang berwarna kemerahan dan mengkilat karena cairan yang keluar dari dalam memek nya , dia terus mendesah wktu gue jilatin clitoris nya , kadang dia mengerang , kepala gue makin di benam kan , dan dia langsung narik badan gue langsung aja di genggam nya kontol gue dan di gesek-gesekan di permukaan memek nya , posisi dia tetap di bawah sambil terus menggesek memek nya dengan kontol gue yang udah keras, mata nya merem melek , dan terus mendesah , akhir nya gue ngga kuat gue bilang 'Ria masukin ya', 'iya sayang Ria ngga tahan ' , perlahan namun pasti gue coba masukin kontol gue , dia teriak waktu 1/4 palkon masuk ke memek nya , ternyata dia masih perawan , gue cabut lagi kontol gue , dengan nada kecewa ' aji kok di cabut sih ' , ' lo masih perawan kan ?' , tanya gue ,' iya , tapi gue pengen banget di entot sama elo ' , 'lo ngga nyesel nanti nya?' , 'ngga Ji ' , sambil meraih kontol gue yang masih ada di atas memek nya , dan di arah kan nya lagi ke lobang memek nya , gue tekan perlahan dan dia pun teriak , gue hentikan tekanan gue 'ayo Ji' , gue tekan lagi , hampir habis kontol gue terbenam di memek nya , dan gue tekan dengan rada kasar , dia teriak kencang sekali , 'aaaaaahhh' , gue tahan sebentar kontol gue yang udah berada didalam memek nya , lalu gue naik turun kan pantat gue ,seperti yang biasa gue lihat di LD , keringat mengucur dengan deras , benar-benar nikmat , 'ooohhhhh jjiiii ooooohhhh ggguuueee aaaahhhhh' , gue ngerasain seluruh badan nya tegang ,tangan dia nahan pantat gue , gue hentikan goyangan gue ,gue ngerasain kontol gue di pijat oleh dinding vagina nya , gue biar kan beberapa saat agar dia bisa merasakan orgasme nya yang pertama , sekarang memek nya udah banjir dengan cairan yang dia muntah kan dari memek nya , gue lanjutin lagi goyangan gue , gue nauk turunin lagi pantat gue , desahan-desahan yang keluar dari gue berdua menambah nikmat nya entotan gue di samping decakan memek dia , kurang lebih 10 menit kemudian badan gue tegang , begitu juga badan dia , 'rrrrriiiiii gggguuueeee….' , 'iiiyyyaaa JJJJiiii sssssssaammmaaaa…….' , ' oooooooohhhh' , nikmat nya ngga terkira gue sama-sama keluar , 'ssssshhhh aaaahhhhhhh' , gue masukin semua sperma gue ke dalam memek nya akhir nya gue berdua terbaring lemas di tempat tidur .